29 March 2010

12 Kejahatan Yahudi

Dalam buku Qabaih al-Yahud dijelaskan 12 kejahatan Yahudi yang termaktub dalam Al-Quran. Kejahatan itu adalah seperti berikut:


1. Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta kerana tidak mahu mandi bersama mereka.

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (Yahudi) yang telah mencaci Nabi Musa, lalu Allah membersihkannya dari segala cacian yang mereka katakan; dan adalah Dia seorang yang mulia di sisi Allah.” (33:69)

2. Enggan melaksanakan Taurat, sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh.

“Dan (ingatlah) ketika Kami mengikat perjanjian setia dengan kamu semasa Kami angkatkan bukit Tursina itu ke atas kamu (sambil Kami berfirman):

“Ambilah (dan amalkanlah ajaran Kitab Taurat) Yang Kami berikan kepada kamu itu dengan bersungguh-sungguh, dan dengarlah (Apa Yang diperintahkan kepada kamu dengan mematuhinya)”.

Mereka menjawab:

“Kami dengar, dan Kami menderhaka”. Sedang kegemaran menyembah (patung) anak lembu itu telah mesra dan sebati di dalam hati mereka, dengan sebab kekufuran mereka. Katakanlah (Wahai Muhammad):” amatlah jahatnya apa yang disuruh oleh iman kamu itu kalaulah kamu orang-orang yang beriman." (2:93)

3. Tidak mahu beriman kecuali jika melihat Allah langsung.

"Dan (kenangkanlah) ketika kamu berkata: “Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sehingga Kami dapat melihat Allah dengan terang (dengan mata kepala kami)”. maka kerana itu kamu disambar petir, sedang kamu semua melihatnya.” (2:55)

“Ahli Kitab (kaum Yahudi) meminta kepadamu (Wahai Muhammad) supaya Engkau menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. (Janganlah Engkau merasa pelik), kerana sesungguhnya mereka telah meminta kepada Nabi Musa lebih besar dari itu.

Mereka berkata:

“(Wahai Musa) Perlihatkanlah Allah kepada Kami dengan nyata (supaya Kami dapat melihatnya dan percaya kepadaNya)”. Lalu mereka disambar oleh petir dengan sebab kezaliman mereka (menderhaka kepada Allah); kemudian mereka pula menyembah (patung) anak lembu sesudah datang kepada mereka keterangan-keterangan (mukjizat), lalu Kami maafkan mereka dari perbuatan yang sedemikian itu (ketika mereka bertaubat). dan Kami telah memberi kepada Nabi Musa kekuasaan yang nyata (untuk mengalahkan kaum yang kafir itu).” (4:153)

4. Merubah perintah Allah.

“Dan (kenangkanlah) ketika Kami berfirman: “Masuklah kamu ke bandar ini, kemudian makanlah daripada benda-benda yang ada di dalamnya dengan sepuas-puasnya, apa sahaja yang kamu sukai. Dan masuklah kamu melalui pintunya dengan tunduk (merendah diri); dan (mintalah ampun dengan) berkata: ‘ Ya Allah ampunilah dosa Kami ‘; supaya Kami ampunkan kesalahan-kesalahan kamu, dan Kami akan tambah pula pahala orang-orang yang berbuat baik." (2:58)

“Kemudian orang-orang yang zalim (penderhaka) itu mengubah perkataan (perintah kami) yang dikatakan kepada mereka dengan melakukan sebaliknya; maka Kami turunkan ke atas orang-orang yang zalim itu bala bencana dari langit, dengan sebab mereka sentiasa berlaku fasik (menderhaka).” (2:59)

5. Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh menyembelih sapi betina.

“Dan (ingatlah), ketika Nabi Musa berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya Allah menyuruh supaya kamu menyembelih seekor lembu betina”. mereka berkata: “Adakah Engkau hendak menjadikan Kami ini permainan?” Nabi Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah daripada menjadi salah seorang dari golongan yang jahil (yang melakukan sesuatu yang tidak patut)." (2:67)

6. Menulis Al kitab dengan tangan mereka, lalu mengatakan ini dari Allah.

“Kecelakaan besar bagi orang-orang yang menulis Kitab Taurat dengan tangan mereka (lalu mengubah Kalam Allah dengan rekaan-rekaan mereka), kemudian mereka berkata: “Ini ialah dari sisi Allah”, supaya mereka dengan perbuatan itu dapat membeli keuntungan dunia yang sedikit. maka kecelakaan besar bagi mereka disebabkan apa yang ditulis oleh tangan mereka, dan kecelakaan besar bagi mereka dari apa yang mereka usahakan itu.” (2:79)

7. Memutar-mutar lidahnya untuk meyakinkan bahawa yang dibacanya itu adalah wahyu yang asli.

“Dan sesungguhnya, di antara mereka (Ahli Kitab itu) ada (Ketua-ketua ugamanya) yang memutar-mutar lidahnya semasa membaca Kitab Taurat (dengan mengubah maknanya), supaya kamu menyangkanya sebahagian dari Kitab Taurat padahal ia bukanlah dari Kitab itu. dan mereka pula berkata: “(Bahawa) ia adalah (datangnya) dari sisi Allah”, padahal ia bukanlah dari sisi Allah; dan mereka pula tergamak berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui (bahawa mereka adalah berdusta).” (3:78)

8. Mengubah Firman Allah.

“(Sesudah kamu - Wahai Muhammad dan pengikut-pengikutmu - mengetahui tentang kerasnya hati orang-orang Yahudi itu) maka bolehkah kamu menaruh harapan bahawa mereka akan beriman kepada seruan Islam yang kamu sampaikan itu, padahal sesungguhnya telah ada satu puak dari mereka yang mendengar Kalam Allah (Taurat), kemudian mereka mengubah dan memutarkan maksudnya sesudah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui (bahawa perbuatan itu salah)?” (2:75)

9. Menyembah patung sapi.

“Dan (kenangkanlah) ketika Kami berjanji kepada Nabi Musa (untuk memberi Taurat kepadanya sesudah ia bersiap selama) empat puluh malam. Kemudian, setelah ia pergi, kamu menyembah (patung) anak lembu, dan kamu sebenarnya orang-orang yang zalim (terhadap diri sendiri).”
(2:51)

“Dan sesungguhnya telah datang kepada kamu Nabi Musa membawa keterangan-keterangan (mukjizat) kemudian kamu menyembah (patung) anak lembu sepeninggalannya, dan kamu (dengan perbuatan itu) adalah orang-orang yang zalim.” (2:92)

10. Mengatakan tangan Allah terbelenggu.

”Dan orang-orang Yahudi itu berkata: “Tangan Allah terbelenggu (bakhil - kikir)”, tangan merekalah yang terbelenggu dan mereka pula dilaknat dengan sebab apa yang mereka telah katakan itu, bahkan kedua tangan Allah sentiasa terbuka (Nikmat dan kurniaNya luas melimpah-limpah). ia belanjakan (limpahkan) sebagaimana yang ia kehendaki; dan demi sesungguhnya, apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu akan menjadikan kebanyakan dari mereka bertambah derhaka dan kufur; dan Kami tanamkan perasaan permusuhan dan kebencian di antara mereka hingga hari kiamat. tiap-tiap kali mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya; dan mereka pula terus-menerus melakukan kerosakan di muka bumi, sedang Allah tidak suka kepada orang-orang yang melakukan kerosakan.” (5:64)

11. Menuduh Allah itu faqir.

”Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang (Yahudi) Yang mengatakan: bahawasanya Allah miskin dan kami(yahudi) ialah orang-orang kaya. Kami (Allah) akan menuliskan perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh Nabi-nabi dengan tidak ada alasanyYang membenarkannya, dan Kami akan katakan kepada mereka: “Rasalah kamu azab seksa Yang sentiasa membakar." (3:181)

12. Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka.

"Mereka (menolak dengan) berkata: “Wahai Musa, Sesungguhnya Kami tidak akan memasuki negeri itu selama-lamanya selagi kaum itu masih berada di dalamnya; oleh itu pergilah Engkau bersama Tuhanmu dan perangilah mereka. sebenarnya Kami di sinilah duduk menunggu." (5:24)

26 March 2010

My Beloved Holy Qur’an

When I saw you,
I feel calm,
When I read you,
I feel peace,
When I heard you,
I feel comfort,
When I applied you,
I feel good,
You are very important for me,
Without you,
I feel messy,
Because of you,
I am organised,
Without you,
I was blind to this nasty world,

Because of you,
my life is shining,
You are the words from God,
that will guide me,
You are the speech from God,
that will accompany me,
And, somebody ask, “who is the ‘you’ that I mean it?”
And, I answered, “ ‘you’ is my beloved holy Qur’an”

24 March 2010

ALONG , selamat ulang tahun kelahiran !!!

Along .. , arini genap umur along yang ke23 ..
semoga Allah panjangkan usia along ..
kami sekeluarga sangat menyayangi along ..
along lah tempat hiburan dan gelak tawa kami sekeluarga ..
InsyaAllah , selagi Allah memberi kudrat pada kami
kami akan jaga dan pelihara along ..

SELAMAT ULANG TAHUN SAYANNGGG....
hahaha..

23 March 2010

Jangan Kerana Kita Islam Terfitnah!

Maksud firman Allah SWT : " Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan dengan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk " an Nahl : 125

Kehadrat Dia pujian di lanjutkan, syukuri nikmat segala yang ada, Sang Pencipta itu tidak henti memberi, mengapa kita hamba hina mahu melupai, sudah hebat dan perkasa benarkah? Junjungan besar di akhir hayat masih lagi terkeluar 'ummati' dari bicaranya, mulia benarkah kita sehingga untuk berselawat sepatah dua pun susah? Selawat dan salam buat baginda. Muhammad Rasulullah.

Afwan, ku mulai dengan maaf kerana aku tahu setiap kali aku ber'aku', mungkin hemah bicaraku hilang sedikit, namun aku dengan lafaz insyaAllah, pedasku, kasarku, masih lagi aku yakini tidak terkeluar dari syari'atullah bicaraku ini, jika aku tersasar maka bangkitlah kamu dengan pedang-pedang mu datang mengingatkanku, silakan wahai sahabat.

Izinkan aku insan hina mula berbicara dan ku mulakan dengan kisah dialog Nabi Musa AS dengan kaumnya yang telah dirakamkan dalam firman Allah SWT yang maksudnya :

“ Wahai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan tetapi kamu menyeru aku ke neraka. Kamu menyeru aku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukanNya dengan apa yang tidak aku ketahui padahal aku menyeru kamu beriman kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Sudah pasti bahawa apa yang kamu seru supaya aku beriman kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apa-apapun baik di dunia mahupun diakhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka. Kelak kamu akan ingat kepada apa yang ku katakan kepada kamu. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba2Nya " al Mukmin - 41 : 44

Dengan kemelut dunia sekarang, aku tahu, bukan mudah berjalan di atas syaria'tullah, bukan senang menelusuri sunnatullah, kulihat jalannya berliku, hiruk pikuk dengan segala macam kesesatan, gejala-gelaja ma'asi, perlakuan-perlakuan mungkar, dan apa lagi yang semuanya secara pasti aku katakan ianya buruk di mata Addeenul Islam. Gejala terkutuk inilah yang kini senang ditelusuri oleh sekian ramai anak Adam, maka, sudah menjadi kebiasaan manusia, yang senang itu dipilih, yang payah itu dikesampingkan.

Aku tidak terlalu hairan melihatkan manusia-manusia yang hilang pedoman, tiada bekal ilmu, tidak mendapat nurture atau asuhan yang baik terperosok ke lembah yang bejat itu. Bahkan, untuk mereka ini, walaupun dilihat berjalan berpegangan tangan, aksi ringan-ringan, keluar dating, aku masih mampu mengucap nafas lega, aku masih lega kiranya mereka belum terlalu jauh menjunam meneroka lembah ma'asi. Aku telah katakan tadi, mereka ini tidak dilengkapi dengan ilmu yang cukup untuk memahami perlakuan mereka itu menyimpangi syari'atullah, maka para da'ie sekalian, ini tugasnya kalian yang punya ilmu untuk memahamkan, ayuh!...keluarkan singa-singa kamu!

Tetapi sahabat sekalian, fasa ini aku mungkin hilang hemahnya, hilang hemahku ini bukan kerana ammarah bissu' yang dikontrol syaitan, tetapi kerana sayangku kepada kalian. Wahai sahabat-sahabat yang berilmu sekalian, sahabat yang bijak pandai, para cendikiawan, ilmuan, agamawan dan entah apa lagi gelarannya. Oleh kerana tarbiyahmu sudah cukup untuk mematangkan, sudah cukup utk kamu membezakan yang mana haq yang mana batil, sudah khatam kamu soal fiqh, syariat dan sebagainya, maka aku ingatkan bahawa sekarang murka dan laknat Allah bersama kamu!!! Jangan melenting dulu!

Sabda Rasulullah SAW :
" Berbicaralah kepada manusia menurut kadar kemampuan akal mereka masing-masing " HR : Muslim

Jika kalian bangga dengan ilmu yang kalian ada, jika kalian megah dengan pandangan org disekitar, jika kalian rasa dada kalian sudah cukup isinya, maka aku mahu tanya kalian, kenapa bongkak benar hati itu untuk melihat dengan jelas apa yang benar apa yang salah? Kenapa perlakuan yang menghampiri ma'asi itu yang kalian tayang2kan? Kenapa benda-benda yang pastinya boleh menimbulkan fitnah itu kalian mulakan?

Aku tanya kalian wahai si ilmuwan sekalian, kenapa hati menjadi buta hanya sekadar ingin beroleh sedikit keseronokan yang pastinya tidak kekal? Apa sudah bertukarkah status kalian dari si alim yang hebat menjadi si jahil yang sombong? Aku pasti, jika hati masih lagi diselimuti gelap pekat rasa bongkak, maka wacana aku ini kalian akan bangkul sampahkan, kalian akan mencari-cari hujah mengiakan kebejatan kalian, begitulah manusia, sentiasa mahu menang walaupun secara haqnya sudah tahu yang mana betul yang mana salah. Inilah perlakuan hati-hati kosong yang bongkak tidak mahu menerima kebenaran!!

Maka aku rayu, jika kalian mahu aku melutut di depan kalian pun aku sanggup, aku katakan ini Demi Allah aku sanggup! Asalkan kalian bisa menilai dan muhasabah kembali sehingga benar-benar mampu melihat kekhilafan yang telah dilakukan dgn mata hati!

Maksud firman Allah " Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka. Kerana itu berpalinglah kamu dari mereka dan berikanlah mereka pelajaran dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berkesan kepada jiwa mereka " an Nisa' : 63

Tidak aku bicara begini untuk mereka yang lain, ini bicaraku khas utk sahabat yang amat aku kasihi lillahita'ala, hikmah itu tidak semestinya lembut, juga tidak semestinya keras, bahkan ia bukan juga diantara lembut dan keras, hikmah adalah apabila kita menyesuaikan situasi dengan tujuan. Maka teguran ini aku kira sesuai untuk hati-hati ilmuwan yang mulai gelap, kerna aku pasti, kalian punya akal untuk berfikir.

Ingat wahai sahabat, dirimu menjadi cermin pada yang lain, menjadi ikutan dan tauladan, menjadi cahaya untuk kegelapan, maka jika kalian suka untuk mengakali syari'atullah, apa jadi pada mereka yang lain?? Kerana itulah, aku tidak mahu lagi berlemah lembut, kerna ini soal agama! Ini soalnya bagaimana mahu membawa keizzahan Islam ke puncak!

Jika tadi aku mampu lagi menarik nafas lega melihatkan pasangan kekasih yang dating sana sini, itu kerana sudah aku nyatakan mereka mungkin tidak punya kefahaman, akan tetapi kini aku bicara dengan para ilmuwan! aku bicara dengan yang punya kefahaman, maka biarpun sedikit perlakuannya, namun jika ia sudah cukup untuk menimbulkan fitnah maka ini tidak lagi mampu melegakan nafasku, bahkan aku mungkin kesesekan nafas! Ingat wahai sahabat, kelakuanmu walaupun sedikit, tetapi jika ia mampu membangkitkan fitnah, maka fitnah itu bukan sekadar jatuh di atas batu jemala kalian, tetapi kemuliaan Islam juga boleh tercalar akibat fitnah yang dimulakan kalian!

Apa kalian mahu menjadi pemula fitnah kepada Islam? kalian ingat Allah? Kalian ingat Rasulullah? Kalian ingat? Kalau lupa, usahlah baca lagi, lupakan saja!!! Aku berikan sedikit contoh sahaja, seorang wanita yang pakaiannya ketat, berseluar sendat, tidak bertudung, berjalan seiringan dengan seorang lelaki berabut ala-ala mohawk berpimpinan tangan, dengan satu lagi situasi iaitu seorang wanita yang bertudung litup, berjubah sopan, duduk di bawah pokok ditaman bunga berduaan dengan bukan muhrim, tidak pegang tangan pun, situasi mana lebih hebat fitnahnya pada Islam?

Kalian bijak pandai pasti mampu memberikan jawapan tepat! aku yakin!!! Rasanya tidak cukup apa yang aku wacanakan ini, namun harapnya bijak pandai sekalian mampu memahami, aku tidak totokkan kepada perlakuan apa, situasi apa, maka ianya tiada pengkhususan, ia terbuka untuk semuanya, bahkan untuk diriku sendiri juga. Apapun, aku mohon dengan sangat, agar kalian dapat memahami dengan jelas dan nyata pernyataanku yang satu ini!

" JANGAN KERANA KITA ISLAM TERFITNAH!!! "

Wallahu'alam...aku undur dulu.

22 March 2010

Pengganas Akhir Zaman

Masih ingatkah lagi kita dengan kekejaman yang pernah melanda saudara-saudara kita di bumi Palestin? Israel yang mengganas di Semenanjung Gaza, membunuh orang awam tanpa memperdulikan cemuhan dan kutukan masyrakat dunia terhadap mereka. Mereka ini sekarang seperti Raja Dunia yang berkuasa berbuat sahaja, melanyak segala apa yang dianggap sebagai musuh tanpa ada sesiapa yang mampu menahan kezaliman yang mereka lakukan secara terang-terangan itu.

Mengapa berlaku sedemikian? Bukankah bilangan mereka, bangsa Israel ini sedikit sekali jika dibandingkan dengan umat Islam?. Mengapa umat Islam yang berbilion bilangannya ini tidak mampu mempertahankan saudara seagama mereka di bumi berdarah Gaza ketika ini? Hanya yang mampu kita lakukan hanya berdemonstrasi, menyerahkan memorandum dan pelbagai tindakan yang tidak langsung memberi kesan yang signifikan ke atas nasib penduduk-penduduk Islam di Gaza yang tertindas itu. Maka kiranya, kita harus dengan penuh rasa malu mengakui kelemahan kita di dalam menangani hal ini.

Apa yang berlaku hari ini adalah rentetan dari perancangan jangkapanjang dan pengimplementasian perancangan itu oleh Yahudi Zionis. Sebenarnya, musuh-musuh Islam terutama Yahudi tahu rahsia di mana kekuatan umat Islam dan di mana kelemahannya. Mereka berusaha mengambil tahu supaya di mana kekuatan itu yang hendak dilemahkan dan juga supaya kelemahan umat Islam itu terus dilemahkan.


Bagaimana orang Yahudi melemahkan umat Islam?

Di antaranya sebahagiannya kita sebutkan di sini untuk difaham.

Yang pertama :

Orang-orang Yahudi menggalakkan maksiat, dengan digalakkan pergaulan bebas di dalam pelbagai saluran, di dalam pendidikan, di dalam kebudayaan, di dalam ekonomi, supaya keturunan umat Islam terdedah kepada penzinaan, supaya keturunan umat Islam rosak. Bila keturunan umat Islam rosak, hidayah Allah tidak dapat. Setidak-tidaknya kalau umat Islam sudah asyik berhiburan, mereka akan lalai dengan tanggungjawabnya kepada Allah, seperti cuai dalam melakukan solat, seperti tidak memikirkan halal dan haram. Keturunan yang lalai itulah akan berkahwin dan melahirkan generasi, sambung menyambung yang akan datang dan melahirkan generasi yang tidak dipimpin oleh Allah, maka akhirnya mereka hidup di dalam kelemahan.

Yang Kedua:

Begitu juga mereka orang-orang Yahudi mengeluarkan produk-produk makanan dan minuman. Di dalam makanan dan minuman itu dimasukkan unsur-unsur sihir, serta makan minum yang tidak halal supaya jiwa umat Islam yang sudah rosak tak dapat pimpinan Allah, hiduplah umat Islam seperti haiwan. Kalau umat Islam hidup macam haiwan, senanglah mereka mengkotak-katikkan umat Islam. Maka sambung menyambung jugalah generasi umat Islam di dalam kelemahan.

Yang Ketiga:

Begitu juga orang Yahudi merosakkan fikiran umat Islam melalui pendidikan, filem-filem serta bahan-bahan bacaan atau kebudayaan atau melalui ideologi, supaya merosakkan fikiran dan jiwa umat Islam. Kemudian umat Islam itu tak boleh dididik dan disedarkan dan di dalam keadaan itu umat Islam tidak akan kembali kepada Allah, dan tidak akan bersatu dan berkasih sayang sesama umat Islam. Di waktu itu orang Yahudi mengkotak-katikkan umat Islam yang di dalam kelemahan. Walaupun ramai umat Islam di dalam kelemahan macam buih-buih di lautan.

Kalau dia orang politik, jatuh menjatuhkan di antara mereka, fikirannya, kuasa dan jawatan. Mudah untuk mendapat musuh, tetapi mudah juga untuk mendapat kawan. Mudah untuk musuh jadi kawan, dan begitu juga sebaliknya amat mudah kawan menjadi musuh. Keadaan itu jadi budaya di dalam kehidupan.

Kalau golongan ekonomi fikirannya mencari keuntungan dan kekayaan, sekalipun orang lain mendapat kesusahan dan penindasan asalkan apa yang penting dapat diperolehi iaitu wang dan kekayaan.

Kalau golongan pendidikan berbangga dengan ilmu pula, dengan ilmunya untuk mendapat jawatan supaya hidup lumayan. Kemudian megah pun datang dan hidup nafsi-nafsi menjadi budaya, masing-masing hidup cara sendiri.

Kalau golongan artis dan budayawan kerana mencari makan membuatlah filem-filem walaupun hasil dari filem-filem itu hanya merosakan orang ramai. Yang penting ialah mereka menjadi popular dan dapat glamour, dapat duit senang makan. Senang dapat rumah besar dan kenderaan mewah, walaupun kegiatan mereka itu merosakkan sehingga akhlak orang ramai bercanggah dengan syariat Islam.

Kalau golongan buruh pula mereka asyik fikirkan kenaikan gaji. Kalau tidak bersetuju dengan majikan mereka sanggup demonstrasi kerana kenaikan gaji, tidak fikir zaman inflasi. Yang penting majikan naikkan gaji.

Begitu jugalah golongan-golongan lain yang tidak sebutkan, mereka masing-masing ada watak dan gaya hidup yang bersendirian.

Begitulah umat Islam sudah tidak fikirkan Tuhan, watak dan sikap tidak boleh disatukan. Masing-masing golongan ada watak dan hidupnya yang tersendiri. Itulah yang berlaku kepada umat Islam di hari ini dan hendak dibetulkan semula semua ini kita memerlukan seorang pemimpin yang ada wibawa,yang boleh menyatukan semua golongan itu.

Kita berdoalah agar Tuhan cepat tunjukkan seorang pemimpin yang ditunjuk oleh Tuhan, untuk memimpin umat Islam dan mendapat bantuan Tuhan untuk menyelesaikan kemelut yang berlaku di kalangan umat Islam, supaya kehinaan itu tidak berpanjangan.

19 March 2010

Ya Allah. Makbulkanlah Doaku Untuk Sahabatku.

Ya Allah,
Panjangkanlah umur sahabatku,
Kurniakanlah kesihatan yang baik padanya,
Terangi hatinya dengan nur pancaran iman,
Tetapkanlah hatinya,
Perluaskanlah rezekinya,
Dekatkanlah hatinya kepada kebaikan,
Jauhkanlah hatinya pada kejahatan,
Tunaikanlah hajatnya baik hajat dalam agama,dunia, dan akhirat.

Ya Muhaimin,
Jika dia jatuh hati izinkanlah dia menyentuh hati seseorang,
Yang hatinya tertaut padaMu,
Agar tidak terjatuh dia dalam jurang cinta nafsu,
Jagalah hatinya agar tidak berpaling daripada melabuhkan hatinya pada hatiMu,
Jika dia rindu,
Rindukanlah dia pada seseorang yang merindui syahid di jalanMu.

Ya Allah,
Jangan biarkan sahabatku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kejalanMu,
Jika kau halalkan aku merindui sahabatku,
Janganlah aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada
cinta hakiki,
Rindu abadi dan kasih sejati hanya untukMu.

Ya Allah
Kurniakanlah sahabatku kesenangan,ketenangan,kecemerlangan hidup
Di dunia akhirat kelak..

AMIN YA RABBAL ALAMIN

14 March 2010

Selamatkan Gaza atau Selamatkan Palestine?

Dunia Palestine tidak pernah sunyi daripada disebut-sebut dari dahulu hinggalah ke saat ini. Lipatan sejarah dan apa yang kelak berlaku di bumi Palestine telahpun dirakamkan oleh Allah SWT di dalam kalam-Nya yang benar lagi membenarkan. Kaum kuffar tidak jemu-jemu melancarkan fitnah terhadap dunia Islam, kononnya umat Islam adalah pengganas. Label pengganas tersebut menjadi lesen bagi mereka untuk menghalalkan darah kaum muslim terutamanya di bumi Palestine di mana kaum muslim telah lama menanggung penderitaan sejak 1948.

Kaum Yahudi tanpa jemu, giat melenyapkan Palestine sebagai bumi umat Islam di peta dunia. Lihatlah dunia hari ini, adakah nama Palestine ditulis di atas atlas-atlas yang dijual di kedai-kedai? Sebaliknya, negara haram Israel tertera di atlas-atlas tersebut. Apa yang menyedihkan, negara pengganas Israel hanyalah sebesar gelang yang mempunyai kepadatan penduduk seramai 7.5 juta orang sahaja. Namun tiada satu negara Arab pun yang menghantar bala tentera mereka untuk mencabut kekuasaan pengganas Israel di bumi suci Palestine. Sebaliknya, menghantar wakil-wakil mereka untuk melakukan antara pemuka-pemuka Islam yang bacul dengan pemuka-pemuka Yahudi yang terang-terang pendusta. Dari dahulu hingga kini, apakah natijah rundingan-rundingan ini?

Natijahnya tidak lebih daripada menghabiskan wang ke sana ke mari, membuang air liur, dan menjadi panggung wayang bagi kaum kuffar sedunia untuk bergelak ketawa melihat gelagat pemuka Islam yang pengecut. Mengapakah masalah ini berlarutan dari tahun 1948 sehingga kini? Masih tidak cukupkah masa untuk mencabut kekuasaan haram itu? Tidak tahukah kalian, wahai pemimpin, Khalifah Mu'tasim Billah hanya mengambil masa beberapa jam untuk menggerakkan bala tentera untuk menyerang kota Rom terkuat setelah seorang mukminah dipersenda oleh lelaki kafir?

Inilah budaya yang diterapkan oleh penjajah imperialis. Mereka sedaya-upaya menerapkan semangat nasionalism. Lihat, semangat nasionalis telah memisahkan tali silaturrahim kita bersama saudara kita di Palestine. Negara-negara Arab hanya mementingkan negara mereka sendiri sahaja. Apatah lagi negara-negara yang dipisahkan dengan ribuan kilometer jauh dari Palestine. Inilah dia semangat nasionalism!

Semangat nasionalism menjadi nadi kehancuran perpaduan kaum muslim! Sungguh, para pejuang nasionalis sudahpun tersesat dengan idea kapitalis yang rosak lagi merosakkan ini. Apa yang lebih menyedihkan lagi, ada juga pihak yang memandang masalah ini hanyalah masalah kaum Arab. Tidak cukup dengan itu, umat Islam di Palestine yang sememangnya terpisah dengan kaum muslim lain di serata dunia, dipisahkan lagi dengan sempadan Gaza dan Tebing Barat. Justeru, ramai pihak memandang bahawa Gaza-lah yang perlu diselamatkan kerana kawasan tersebut dikuasai oleh Hamas. Sungguh, mereka tertipu dengan semangat asobiyyah yang sesat lagi menyesatkan.

Ketahuilah, setiap inci dan penjuru Palestine wajib dibebaskan daripada genggaman Yahudi mahupun pihak berhaluan sekular (Fatah). Tiada hak bagi kaum kafir harbi Yahudi di bumi Palestine walaupun sejengkal! Hanya dengan mengerahkan bala tentera ke kawasan sebesar gelang itu dapat mencabut kekuasaan Yahudi di bumi Palestine dan ia merupakan tanggungjawab pemerintah! Wahai pemerintah yang mempunyai kuasa, apakah jawapan kalian untuk dakwaan-dakwaan umat Islam yang menderita ketika mereka mendakwa kalian di hadapan Allah kelak?! Sesungguhnya bumi Gaza, seluruh Palestine, dan bumi Islam yang lain sedang menunggu pembelaan daripada seorang Khalifah yang merupakan junnah (perisai) kepada ummat.

13 March 2010

Adakah Allah = Tuhan?

Assalamu’alaikum warahmatullah.

Wahai kaum muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah s.w.t. marilah kita bersama-sama bermuhasabah serta membuat renungan dengan mata hati kita serta akal fikiran yang telah dikurniakan oleh Allah kepada kita supaya kita benar-benar faham dan kenal akan Pencipta kita iaitu Allah s.w.t. serta tahu menggunakan nama-nama Nya yang baik dan meninggalkan pula panggilan yang tidak selayaknya bagi Allah.

Sesungguhnya Allah s.w.t. itu adalah maha Esa lagi Tunggal dan Allah s.w.t juga mempunyai 99 nama-nama Nya yang maha terpuji. Oleh itu panggil dan serulah akan nama-namaNya yang maha terpuji itu sebagaimana yang disebutkan didalam Al-Quran. Masyarakat melayu khususnya memang telah sebati dengan kefahaman dan anggapan bahawa Allah itu adalah tuhan dan tuhan itu Allah. Ketika berdoa, mereka akan bermohon dengan menyebut : ‘ Ya Allah Ya tuhanku ’.

Persoalannya disini adakah layak untuk kita menganggap Allah itu adalah tuhan dan dari manakah punca serta asal perkataan tuhan..? Adakah kita menjadikan alasan bahawa nenek moyang kita sejak dari dahulu telah menggunakannya maka kita terus mewarisi kepercayaan itu tanpa kita mempunyai pengetahuan yang sebenar tentangnya? dan adakah kita benar-benar yakin bahawa perkataan ini diterima dan diredhai Allah meskipun kita memberikan alasan penggunaannya telah diterima oleh manusia ?

Tahukah kita bahawa pengertian perkataan ’tuhan’ sebenarnya adalah berbeza dengan perkataan ’Robb’ dan ’Illah’ yang selalu kita temui didalam terjemahan Al-Quran serta kitab-kitab agama yang kita baca walaupun selama ini kita memahami ketiga-tiga perkataan tersebut mempunyai maksud yang sama iaitu ‘tuhan’ (sebutan yang digunakan oleh bangsa Melayu sahaja ). Walhal, Para Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah adalah dari kalangan bangsa arab dan Al-Quran juga telah diturunkan oleh Allah didalam bahasa arab .

Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :



Dan Demi Sesungguhnya Kami Mengetahui, Bahawa mereka yang musyrik itu berkata: ” sebenarnya Dia diajar oleh seorang manusia”. (padahal) bahasa orang yang mereka sandarkan tuduhan kepadanya itu adalah bahasa asing, sedang Al-Quran ini berbahasa arab yang fasih nyata.
( Surah An-Nahl – ayat 103 ).

Al-Quran telah menyebutkan bahawa Robb atau Illah yang merupakan bahasa arab itulah yang selayaknya panggilan untuk Allah. Kita mengambil contoh, sejak dari zaman Nabi Adam hinggalah ke hari ini perkataan ‘Nabi’ itu adalah tetap disebut sebagai ‘Nabi’ tanpa ada kata ganti nama yang lain baginya. Mengapakah bagi nama Allah dengan sengaja kita ( bangsa melayu ) mengadakan satu ganti nama yang lain pula dengan menyebut perkataan ‘tuhan’ itu?

Kita sememangnya tidak layak untuk memberikan kata ganti bagi nama Allah melainkan perkataan Robb atau Illah saja sebagai kata ganti bagi merujuk kepada Allah seperti yang terdapat didalam Al-Quran. Nama Allah hendaklah kekal dan perlu sentiasa disebut sebagai Allah kerana ia merupakan sebuah nama khas yang bersifat ‘universal’ ( sejagat ) yang telah diwahyukan oleh Allah melalui para Rasul dan telah dikenali oleh umat Islam diseluruh dunia.

Umat Islam selain bangsa melayu di seluruh dunia tidak akan faham jika kita menyebut perkataan tuhan kepada mereka dan mereka juga tidak perlu untuk menyebut perkataan tersebut kerana ia bukan satu tuntutan ( tiada hukum yang mewajibkan supaya mesti menyebutnya ) kerana hanya nama Allah yang dituntut untuk dikenal dan disebut oleh umat Islam.Apabila kita bertanya kepada umat Islam berbangsa asing sebagai contoh penjual karpet berbangsa Pakistan yang ada didalam negara kita ini mengenai perkataan tuhan, pastinya mereka akan menggelengkan kepala tidak mengetahui akan perkataan itu. Tetapi, apabila disebut nama Allah, mereka sedia mengakui akan keesaan Allah kerana sifatnya Yang Maha Besar ( terkenal diseluruh dunia ) sedangkan sebutan tuhan hanya dikenali di empat buah negara di rantau asia tenggara iaitu Malaysia, Singapura, Indonesia dan Brunei sahaja. Jika ditanya kepada negara-negara lain selain empat buah negara ini mengenai perkataan ’tuhan’ itu, sememangnya mereka tidak mengetahuinya.

Oleh yang demikian, umat Islam di Malaysia khususnya hendaklah menyebut nama Allah sahaja kerana Allah adalah Pencipta kita dan sebagai ‘TUAN’ bukan ’tuhan’ yang empunya kepada seluruh alam ini termasuklah bangsa-bangsa lain yang ada diatas muka bumi ini dimana kesemuanya akan hanya menyebut nama yang satu iaitu Allah. Definisi perkataan tuhan juga adalah tidak sesuai dan sangat bertentangan dengan kesucian Zat Allah s.w.t. yang maha tunggal berdasarkan fakta yang akan dikemukakan dibawah .

Dua Fakta Tentang Asal Usul Perkataan Tuhan

Pertama

Didalam majalah Tiara kajian Alif Danya Munsyi, asal usul perkataan tuhan hanyalah ‘pelesetan’ dari kata Tuan dimana ia berpunca dari seorang Belanda yang telah tersalah sebut perkataan ‘Tuan’ Kepada tuhan. Paulus yang berasal dari Turki telah memanggil Isa Al-Masih dengan panggilan ‘Tuan’. Pada setiap akhir suratnya, Paulus selalu menyebut Isa Al-Masih sebagai Tuan: ‘Semoga rahmat Isa Al-Masih Tuan kita menyertai roh kita’. Ketika tulisan surat tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, ia dimulakan pada tahun 1663 oleh seorang yang berbangsa Portugis bernama Browerius.Pada ketika itu gelaran bagi Isa Al-Masih masih lagi Tuan, tetapi ketika orang Belanda bernama Leijdecker pada tahun 1678 menterjemahkan surat-surat Paulus itu, sebutan ‘Tuan’ telah berubah menjadi ‘tuhan’. Dengan kata lain, Leijdecker orang yang pertama kali menulis perkataan Tuhan. Sila rujuk laman web ( http://wiriajaya.multiply.com/journal/item/85 ).

Dengan demikian, dapat difahami bahwa perkataan tuhan masuk kedalam bahasa Indonesia sebagai pengaruh teologi agama ( kristian ) pada mulanya hanyalah sebagai ‘pelesetan’ atau ’salah tulis’ oleh seorang Belanda. Tapi selanjutnya dibakukan sebagai perkataan baru yang disejajarkan dengan kata ‘Illah’ dan ‘Robb’ dalam bahasa Arab. Kerana itulah dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta (seorang Katolik) tidak memberikan keterangan apa pun tentang kata Tuhan, kecuali menyamakannya dengan Allah.

Kedua :-

Perkataan tuhan juga berasal daripada bahasa sanskrit iaitu bahasa kuno yang digunakan oleh agama Hindu di Indonesia. Ini disebabkan agama Hindu adalah yang terawal masuk ke Indonesia juga di Malaysia sebelum berkembangnya agama Islam di dua negara tersebut. Penganut agama Hindu beranggapan bahawa sesuatu yang berkuasa seperti dewa-dewa mereka itu sebagai tuhan. Kesan dari pengaruh agama Hindu yang ada pada masa itu atau melalui bekas penganutnya yang memeluk Islam Allah yang maha berkuasa itu juga telah dianggap sebagai tuhan.

Bahasa Melayu adalah bahasa pinjaman atau ikut-ikutan, dimana Bahasa Melayu sebenarnya hanya mempunyai tiga perkataan yang asal atau asli iaitu ‘batu’, ‘kayu’ dan ‘padi’. Ini bermakna perkataan tuhan juga adalah bahasa pinjaman daripada bahasa sanskrit yang digunakan oleh penganut Hindu dan mempunyai maksud yang sangat bertentangan dengan keesaan Allah. Sebenarnya, perkataan ’tu’ bermaksud Kepala dan ’han’ pula bermaksud Dewa : Kepala Dewa. Seperti yang kita ketahui, dewa adalah sembahan kepada penganut agama Hindu.

Jika merujuk makna tuhan seperti yang terdapat didalam Kamus Dewan Bahasa dan Pustaka Edisi keempat (2005) diantara maksud tuhan juga disebut sebagai Dewa berkepala dua . Umat Islam di Malaysia perlu memahami bahawa perkataan tuhan yang terdapat didalam terjemahan al-Quran yang ada hingga ke hari ini sebenarnya menerima pengaruh dari bahasa Indonesia kerana terjemahan kitab Al Quran pada awal kemunculannya dinegara kita banyak dibawa masuk dari Indonesia.

Kita orang melayu yang beragama Islam di Malaysia hanya mengikut dan menukarkannya daripada bahasa Indonesia kepada bahasa Malaysia sedangkan perkataan tuhan itu sendiri tidak ada maknanya bila cuba diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

Pengertian Robb dan Illah.

‘Robb’.

Robb adalah daripada perkataan arab yang terkandung didalam Al-Quran. Pengertian ‘Robb’ adalah sangat meluas lagi meliputi dan ia merupakan sifat Allah sebagai Al-Khaliq iaitu sifat Allah yang Maha Mencipta, Mendidik dan Mengatur bagi alam semesta ini. Maka daripada makna tersebut mengandungi erti “Allah adalah pencipta Adam lalu Allah mendidik Adam dan Allah jualah yang mengatur kehidupan Adam”.

Oleh itu “Robb” tidak boleh diberi makna sebagai tuhan seperti yang terdapat didalam terjemahan Al-Quran yang ada kini kerana definisi perkataan tuhan itu sebagaimana yang telah dijelaskan diatas mempunyai maksud yang sangat tidak baik kepada Allah. Mengapa perlu kita menyebut perkataan yang sama disebut oleh orang yang bukan Islam dimana mereka juga mendakwa mempunyai tuhan sedangkan tuhan bagi mereka itu langsung tidak mempunyai pengertian ’Robb’ seperti dijelaskan diatas kerana ’Robb’ itu hanya layak bagi Allah s.w.t yang maha agung. Sebutan yang sama tetapi mempunyai maksud yang berbeza. Bukankah ini mengelirukan?

Sebagai langkah yang lebih selamat, umat Islam perlu mengelak dari menyebut dan berdoa dengan menyebut perkataan tuhan. Berdoalah dengan berkata :” Ya Allah Ya Robbi..”. yang bermaksud: ”Ya Allah wahai Pengaturku.. atau Pendidikku.. atau Penciptaku.. biarlah hanya orang bukan Islam yang menyebut perkataan tuhan itu.

’Illah’.

Salah satu perkara fundamental yang berkait dengan aqidah seorang muslim dalam mentauhidkan Allah ialah pengertian Dua Kalimah Syahadah. Didalam ucapan kalimah Laa ilaaha ill-Allah itu terdapat kata ’Illah’ yang seringkali diterjemah dengan perkataan tuhan. Dalam bahasa arab ‘Illah’ itu mengandungi maksud yang lebih tepat dengan tiga makna mendasar yakni

(1) mahbuub (yang dicintai),
(2) matbuu’ (yang dipatuhi/ditaati) dan
(3) marhuub (yang ditakuti).

Maka daripada makna tersebut mengandungi erti “ Aku naik saksi bahawa tidak ada yang kucintai, lalu kupatuhi dan kutakuti selain daripada Allah”

Selain itu, di dalam pengajian ilmu tauhid selama ini kita juga telah diajar bahawa sifat 20 itu sebagai Sifat ketuhanan sedangkan sepatutnya kita memahaminya sebagai Sifat Kesempurnaan Allah s.w.t. / Sifat Pencipta ( Al-Khaliq ) bukannya sifat ketuhanan. Wahdaniah adalah antara sifat Allah yang terkandung didalam sifat 20 yang wajib bagi Allah dimana ia menjelaskan bahawa Allah itu tunggal, tidak berbilang-bilang.

Perkataan tuhan apabila disebut sebenarnya menjadi terlalu umum dan tidak merujuk terus kepada Allah kerana di negara kita Malaysia, orang bukan Islam juga memanggil berhala-berhala mereka sebagai tuhan (tuhan Hindu, tuhan Buddha, tuhan Kristian dll.) Ini menunjukkan sifat tuhan itu adalah berbilang-bilang dan masih ada perbandingan.

Adalah tidak wajar untuk mengaitkan Allah dengan sifat ketuhanan kerana terdapat banyak tuhan yang dikenalpasti sedangkan pada hakikatnya hanya Zat dan Sifat Allah Taala saja yang wujud dan mentadbir seluruh alam ini. Tiada yang lain. Biarlah hanya orang-orang bukan Islam atau yang musyrik saja terus dengan anggapan dan kepercayaan mereka untuk menyebut dan mempunyai tuhan-tuhan.Umat Islam hanya perlu menyebut nama Allah Yang Maha Esa secara mutlak (sebagai Pencipta / Robb / Illah kita) dimana ucapan kita tidak akan sama seperti mereka (tidak perlu ada tuhan) bagi membezakan ketunggalan dan keesaan Allah yang tidak boleh disamakan atau ada perbandingan bagiNya dengan sesuatu pun. Maha suci Allah dari apa yang mereka sifatkan.

Marilah kita berusaha membiasakan bibir dan lidah kita untuk banyak menyebut nama Allah bagi menggantikan perkataan tuhan didalam perbualan seharian dan ketika kita berdoa kepada Allah. Janganlah lagi kita menganggap tuhan itu adalah Allah kerana tuhan itu bukan nama ataupun gelaran bagi Allah sebagaimana sangkaan ataupun anggapan umat Islam yang berbangsa Melayu selama ini. Jika kita berdoa dengan mengungkapkan perkataan tuhan, seolah-olah kita telah meletakkan alamat yang salah bagi menyampaikan hajat kita ke destinasinya yang betul. Ini menyebabkan doa kita tergantung atau lambat dimakbulkan kerana kita telah menambah nama yang bukan nama Allah berserta namaNya yang mulia. Kita menyangka dengan menyebut tuhan bersama nama Allah itu lebih mendekatkan lagi diri kita kepada Allah sedangkan apa yang kita sebut itu mempunyai maksud yang tidak baik kepada Allah.

Dikalangan masyarakat melayu Islam, kita sering mendengar ayat yang berbunyi ” ajal maut, jodoh pertemuan ditangan tuhan”… mengapakah begitu sukar sekali bagi umat Islam untuk menyebut nama Allah? bukankah lebih elok jika kita berkata ”ajal maut, jodoh pertemuan adalah hak Allah..” itulah yang lebih tepat sebenarnya.. namun realitinya kita sudah terlalu asyik dan gemar untuk menyebut tuhan. Sebenarnya, naluri dan fitrah yang dijadikan oleh Allah terhadap umat Islam sering mendorong kita untuk menyebut namaNya, sebagai contoh ketika kita sakit adakah kita mengaduh dan menyebut perkataan tuhan? sudah tentu tidak, melainkan yang disebut adalah nama Allah.

Apabila kita terpandang kalimah Allah di langit misalnya, sudah tentu pada ketika itu kita akan berkata telah melihat kalimah Allah dan bukan kalimah tuhan.. tetapi mendukacitakan pada waktu yang lain pula ramai dikalangan kita dengan sengaja memilih untuk menyebut perkataan tuhan berbanding menyebut nama Allah sedangkan sepatutnya kita perlu bersyukur dan berbangga untuk sentiasa menyebut nama Allah. Kita membantah apabila sekumpulan penganut kristian memohon untuk menggunakan nama Allah dalam amalan agama mereka sedangkan kita sendiri lebih suka menyebut perkataan tuhan berbanding nama Allah itu sendiri.

Adakah kita lebih selesa menyebut perkataan tuhan lebih daripada Allah? Adakah kita malu untuk menyebut nama Allah atau kita merasakan hubungan kita dengan Pencipta kita itu begitu jauh sekali? Fikirkanlah…

Umat Islam sedia mengetahui bahawa Rukun Iman yang pertama jelas mewajibkan kita supaya beriman dan percaya kepada Allah.. dan jika kita ditanya oleh guru di sekolah atau ketika menjawab soalan peperiksaan tentang rukun iman bolehkah jawapan percaya kepada tuhan dapat diterima sebagai jawapan yang betul?

Di Malaysia kita dididik untuk menjunjung prinsip rukun negara iaitu kepercayaan kepada tuhan. Adakah perkataan tuhan yang diikrarkan oleh seluruh rakyat Malaysia merujuk kepada kefahaman yang sama atau berbeza-beza mengikut agama masing-masing? Jika kita berpendapat ia mengikut agama masing-masing ini bermakna tuhan itu memang banyak dan adakah kita mengiktiraf agama yang selain Islam itu kerana mereka juga menyebut perkataan tuhan..? renungkanlah..

Perhatikan pula contoh perbandingan diantara senikata lagu Negaraku dan lagu Negeri Johor. Sejak sekian lama lagu negeri Johor telah menggunakan nama Allah yang turut dinyanyikan juga oleh pelajar bukan Islam tanpa sebarang masalah yang berbangkit. Bukankah ini merupakan satu contoh yang baik untuk diikuti dimana kita boleh menggantikan perkataan tuhan itu dengan nama Allah samaada didalam lagu Negaraku, Rukunegara atau lain-lain lagi dan yang lebih penting lagi adalah ketika kita beribadah kepada Allah khususnya ketika berdoa supaya mendapat keredhaan dan keberkatan dari Allah s.w.t.

Sila rujuk senikata kedua-dua buah lagu dibawah ini:

Lagu Negaraku

Negaraku, tanah tumpahnya darahku
Rakyat hidup ,bersatu dan maju
Rahmat bahagia, Tuhan kurniakan
Raja kita, selamat bertakhta
Rahmat bahagia Tuhan kurniakan
Raja kita, selamat bertakhta

Lagu Negeri Johor

Allah peliharakan Sultan
Anugerahkan dia segala kehormatan
Sihat dan ria kekal dan makmur
Luaskan kuasa menaungkan kami
Rakyat dipimpini bersama lagi
Dengan perintah bersatu hati
Allah berkati Johor, Allah selamatkan Sultan


Mudah-mudahan, apabila terdetik didalam hati dan sanubari kita untuk melakukan perubahan dengan memperbanyakkan menyebut nama Allah, akan terbukalah pintu-pintu rahmat dan kurniaan Allah kepada kita semua. Insyaallah. Percayalah, bahawa kita tidak akan rugi walau sedikitpun jika kita tidak lagi menyebut perkataan tuhan itu. Akan tetapi, sangat merugilah jika kita tidak mahu menyebut nama Allah dengan sebanyak-banyaknya kerana hanya kepada Allah pergantungan hidup kita di dunia dan akhirat.

Meskipun penggunaan perkataan tuhan ini telah sekian lama berlarutan, adalah diharapkan agar para Alim Ulama, para Cendikiawan Islam dan pihak yang berkuasa khususnya di negara kita Malaysia supaya dapat menerima serta memahami apa yang cuba disampaikan disini dengan hati yang terbuka, berlapang dada, berjiwa besar serta sentiasa bersandar kepada hidayah Allah dalam mencari kebenaran seterusnya bersama memainkan peranan yang penting untuk menyampaikannya pula kepada seluruh umat Islam dalam memperbetulkan kekeliruan kita selama ini. Allah mempunyai nama-nama-Nya yang baik, oleh itu gunakanlah nama-nama Allah yang baik itu didalam kehidupan kita dan berdoalah sebagaimana contoh berikut : “Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim…” Bukankah lebih indah berdoa kepada Allah dengan cara yang sebegini daripada menyebut perkataan tuhan yang telah kita sedia maklum erti sebenar perkataan itu.

Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :


Dan Allah mempunyai nama-namaNya yang baik (yang mulia), maka serulah (dan berdoalah) kepadanya Dengan menyebut nama-nama itu, dan pulaukanlah orang-orang yang berpaling dari kebenaran dalam masa menggunakan nama-namaNya. mereka akan mendapat balasan mengenai apa yang mereka telah kerjakan.
( Surah Al-A’raaf, ayat 180 )

Penjelasan ini bagi sesetengah pihak mungkin ada yang beranggapan hanyalah membabitkan soal istilah atau bahasa yang agak remeh dimana kita hanya perlu bergantung kepada apa yang kita niatkan ketika menyebutnya. Jika demikian, bolehkah kita terima apabila seseorang yang memanggil kita dengan nama yang buruk dan tidak kita sukai tetapi ia mendakwa didalam hatinya menyebut nama yang baik..dan bolehkah kita melakukan amalan zikir dengan menyebut perkataan tuhan manakala nama Allah hanya disebut di dalam hati..?

sudah tentu tidak, kerana apa yang diisbat (disebut) didalam hati hendaklah sama dengan apa yang diucapkan dibibir supaya ia menjadi ibadah yang diterima oleh Allah. Jika difikir dengan akal fikiran yang waras, perkataan tuhan agak janggal dan sememangnya tidak boleh dizikirkan sedangkan Allah dan 99 nama-namaNya yang baik boleh dizikirkan. Perkataan tuhan itu juga apabila disebut secara berulang-ulang kali akan menjadi perkataan yang kurang elok.
( tuhantuhantuhantuhan : hantu )

Nama tuhan juga tidak tersenarai di dalam Asma ul-Husna. Jadi, adakah kita masih ingin menyebut perkataan yang tidak selayak bagi Allah? Sedari dan yakinilah bahawa diatas dunia ini mungkin ia dipandang ringan oleh manusia. Akan tetapi, kita bimbang jika ia menjadi sesuatu yang sangat berat setelah kita menghadap kepada Allah s.w.t. diakhirat kelak kerana salah satu perkara yang boleh menjejaskan iman dan aqidah kita disisi Allah s.w.t. adalah melalui perkataan. Walaupun kalimah ‘’Lailahailallah’’ itu ringan dibibir tetapi timbanganya adalah lebih berat dari dunia dan seisinya! Fahamilah ia..

Berwaspadalah wahai umat Islam, kerana kadangkala Allah mendatangkan ujian kepada hamba-hambanya didunia ini dengan sesuatu yang dianggap oleh manusia sebagai perkara yang remeh tetapi ia sebenarnya mempunyai makna yang sangat besar kepada Allah..Sebagaimana kita belajar tentang ilmu solat, kaji dan pelajarilah juga pengertian yang sebenarnya tentang ilmu dua kalimah syahadah, insyaallah kita tidak akan memandang remeh tentang perkara yang dikemukakan ini. Jika ditanyakan persoalan ini kepada manusia disekeliling kita sudah tentu akan timbullah berbagai pendapat dihadapan kita.. tetapi ingatlah bahawa kita mempunyai Allah yang Maha Mencipta, Maha Mengatur dan Maha Mentadbir seluruh kehidupan kita ini. Hanya Allah yang lebih mengetahui benar atau salahnya sesuatu perkara.

Oleh itu berhubunglah dengan Pencipta Yang Maha Mengetahui ini.. marilah kita kembali rujuk kepada Allah kerana hanya kepada Allah sebaik-baik yang memberikan petunjuk.. Lakukanlah solat istikharah memohon petunjuk daripada Allah kerana sebagai umat Islam yang mengaku beriman kepada Allah, inilah tindakan yang sangat wajar kita lakukan dalam mencari kebenaran.

Wahai kaum muslimin dan muslimat yang dikasihi, cuba perhatikan dengan mata hati kita apakah rahsia disebalik cerita dunia yang berlaku disekeliling kita kebelakangan ini.. berbagai bencana telahpun diturunkan antaranya tsunami, gempa bumi, masalah ekonomi sehingga yang terbaru penyakit yang membawa maut iaitu H1N1 atau selesema babi. Ia juga sebenarnya adalah al-wabak yang bertindak diatas perintah Allah. Adakah ia merupakan salah satu tanda semakin hampirnya umur dunia ini hendak sampai ke penghujungnya?..Telah bersediakah kita untuk menghadapinya?

Hakikatnya, manusia diseluruh dunia semakin panik kerana nyawa mereka semakin terancam tetapi apakah yang mampu dilakukan oleh manusia bagi menghadapinya? Kita umat Islam sudah tentu akur akan kehebatan Allah s.w.t. yang tiada tolok bandingnya ini..tetapi adakah kita telah benar-benar faham akan mesej dari Allah bahawa segala bencana yang didatangkan kepada kita itu adalah sebagai peringatan dari Allah kepada kita supaya kita segera kembali bertaubat kepadaNya.?

Pada hari ini kita melihat masih ada ulama yang terus berbalah sesama mereka disebabkan berlainan pendapat dan sudah terlalu banyak perkara mungkar yang dilakukan oleh tangan-tangan manusia.. Maka, tidak mustahil akan ada lagi peringatan Allah yang lebih dahsyat daripada apa yang telah kita saksikan pada hari ini jika kita terus tidak mahu memahami peringatan Allah ini.

Pada ketika ini juga mungkin ada dari kalangan kita yang keliru ketika berdoa apabila meminta agar Allah tidak menurunkan bencana keatas manusia sedangkan takdir Allah pasti akan berlaku dimana Allah sangat Bijaksana dalam memperbuat sesuatu. Adalah tidak wajar jika kita meminta supaya Allah tidak menurunkan bencana kerana Allah bersifat Maha Berkehendak dan Maha Berkuasa atas segala sesuatu sedangkan bencana tersebut disisi Allah sebenarnya mempunyai hikmah yang tidak kita ketahui malah bertujuan baik kepada mereka yang lalai agar segera insaf dan tidak melakukan perkara yang dimurkai Allah.

Jika kita meminta supaya Allah tidak menurunkan bencana seolah-olah kita mahukan manusia terus melakukan maksiat tanpa ada peringatan. Bagi orang-orang yang beriman, jadikanlah bencana yang sedang kita hadapi ini sebagai satu peringatan yang dapat menghidupkan hati-hati kita bagi meningkatkan lagi keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah s.w.t. Berdoalah kepada Allah s.w.t. dengan menyebut namaNya yang maha terpuji ( tanpa menyebut perkataan tuhan ) dan pohonkanlah kepada Allah agar kita dan semua orang-orang yang beriman kepada Allah sentiasa dipelihara dan diselamatkan dari bencana meskipun ia terus berada disekeliling kita kerana jika Allah menghendaki suatu bencana itu turun tiada siapa yang dapat menghalangnya.

Dengan lafaz Allahu Akbar! Bismillah!, Allahu Akbar! Bismillah!, Allahu Akbar! Bismillah! Sekali lagi kami memperingatkan dan menyeru kaum muslimin dan muslimat sekalian agar kita semua dapat bersama-sama untuk mensucikan nama Allah dan perbanyakkanlah menyebut nama Allah didalam kehidupan kita yang masih berbaki ini. Mudah-mudahan Allah s.w.t. akan tetap melindungi dan menyelamatkan kita dari segala perkara yang tidak kita ingini termasuklah bencana yang diturunkan Allah ke atas muka bumiNya ini. Tinggalkanlah sesuatu yang tidak berkaitan dan tidak dituntut ketika ingin menyebut nama Allah agar kita beroleh keredhaanNya di dunia dan akhirat. Seruan kami hanyalah untuk kita bersama-sama memperbanyakkan menyebut nama Allah, mentauhidkan Allah dan mensucikan nama Allah.

Sekiranya anda meyakini dan dapat menerima apa yang disampaikan disini sebagai satu kebenaran, kami amat bersyukur dan mendoakan agar anda beroleh rahmat dari Allah s.w.t. didunia dan akhirat kerana sesungguhnya hanya Allah sahaja yang dapat memberikan hidayah kepada sesiapa yang dikehendakinya, tetapi jika penerimaan anda adalah sebaliknya maka terpulanglah kepada diri anda sendiri kerana tugas kami hanyalah menyampaikan dan menjelaskannya sebagai satu peringatan semata-mata kerana Allah.

Mudah-mudahan peringatan ini dapat memberikan manfaat. Janganlah pula kita mahu menunggu sehingga datangnya peringatan yang lebih keras dari Allah kerana peringatan yang datang dari Allah adalah tidak sama dengan apa yang disampaikan sesama manusia dan jika kita menganggap peringatan ini sebagai sesuatu yang remeh janganlah pula kita menyesalinya kelak apabila Allah sendiri yang mendatangkan peringatanNya kepada kita.

Harapan kami semoga Allah menjadikan kita semua sebagai hambaNya yang sentiasa bertaubat dan diberikan keampunan yang besar sebelum datangnya ajal ataupun detik kehancuran kepada seluruh alam ini. Akhir kata, Wallahi! Wabillahi! Watallahi!, Wallahi! Wabillahi! Watallahi!, Wallahi! Wabillahi! Watallahi!, Wallahi! Wabillahi! Watallahi!, Kami bersumpah atas nama Allah bahawa apa yang kami sampaikan ini adalah satu kebenaran. Sekian. Wabillahi taufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullah.

Mensucikan Nama Allah
ilhamhikmah@gmail.com

12 March 2010

Tips Memberi Pandangan

Hakikat kejadian manusia mempunyai akal. Akallah yang membezakan antara manusia dan haiwan. Terdapat juga definisi lain pada manusia iaitu, haiwan anna-thik, haiwan yang mampu berkata-kata. Kita begitu unik dan istimewa dengan kelebihan akal kita, namun akal bukanlah satu-satunya unik yang benda yang kita perlu hargai dalam menentukan arah tuju hidup kita.

Dalam proses membuat pilihan, biasanya kita akan dibantu oleh tiga jenis penasihat. Akal, nafsu dan hati. Kepada penasihat manakah kita perlu cenderung mendengarnya? Contoh paling mudah, budaya menghisap rokok. Akal kesihatan memberitahu bahawa rokok itu membahayakan tubuh badan kita. Akal agama mengatakan bahawa ia pernah mendengar merokok itu haram. Akal ekonomi menasihatkan rokok sekarang makin mahal. Nafsu bergaya berkata, merokoklah, kerana merokok itu ada kelas yang tersendiri. Nafsu ekonomi pula berbisik, merokoklah, untuk memaksimumkan kepuasan diri.

Jika hanya bergantung kepada dua penasihat ini, maka ranaplah kita. Akhirnya, setelah ditimbangi oleh hati, hatilah yang membuat keputusan. Keputusan hati itu pula bergantung dengan sebanyak mana titik-titik hitam yang ternoda di tubuhnya. Jika elok hatinya, eloklah keputusannya, jika rosak hatinya rosaklah jua keputusan yang diterima.

Begitulah, walaupun akal itu hebat, tapi akal hanya membuat kita TAHU. Jika kita mengekang nafsu, maka lahirlah MAMPU. Kita hanya mampu mengekang nafsu sekiranya hati kita berupaya melahirkan MAHU. Maka, jika diperhatikan dengan teliti, rupa-rupanya akal ini tidak mampu membuat semua perkara.

Persamaan antara Bush dan ahmadineejad ialah mereka berdua mempunyai akal yang tinggi. Perbezaannya, hati yang baik atau sebaliknya. Kadang-kadang, dalam dunia blog ini, kita dapati ramai manusia yang mencetuskan pelbagai luahan idea. Ada yang bersifat menulis diari, ada yang meletakkkatan kata-kata puitis, ada yang menulis tazkirah dan ada pula yang menulis sebagai wadah luahan emosi. Kepelbagaian itulah yang membuatkan kita terus hidup. Dan semua yang menulis pula, mempunyai akal yang hebat-hebat belaka.

Namun, seperti penerangan di atas, akal bukanlah segala-galanya. Sebagai umat Islam, kita perlu merujuk kepada Al-Quran dan Sunnah. Kadang-kadang kita menggunakan lesen pendapat untuk menyuarakan apa yang kita rasa benar. Kalau dalam hal keduniaan bolehlah, tapi jangan pula sehingga yang melibatkan isu-isu agama. Ingin jadi golongan muktazilahkah kita? Jangan terlampau ikutkan nafsu marah ketika menulis dan jangan dilayan sangat emosi ketika menulis, bukankah hilang separuh dari akal ketika marah?

Kita kurang berpuas hati dengan apa yang berlaku di sekeliling kita. Lalu, kita menulis di dalam blog atau kita bincangkan di forum. Isu itu pula berkaitan dengan keagamaan. Namun, pada kebiasaanya kita lebih mengutamakan emosi dan pandangan berbanding hujah-hujah dan dalil naqli. Kenapa kita selalu mendahulukan hujah-hujah akliah (logik) berbanding hujah-hujah naqliah (dari quran dan hadis).

Kadang-kadang, walaupun kita kita kurang arif dalam sesuatu perkara, lalu kita ingin menegur. Akal mengatakan, perkara itu kurang betul. Hati kita yang tercalit titik-titik hitam pula meragui niat hati orang lain. Lantas apa yang berlaku, perbincangan kosong yang berdasarkan pandangan semata-mata. Bukannya salah untuk menulis dengan penuh logik dan beremosi, tapi tetap jadikan quran dan hadis sebagai prioriti.

Kita bertanggungjawab terhadap apa yang kita tulis. Menggunakan logik akal semata-mata dan mengaitkan ayat al-quran yang tidak berkaitan dengan isu bukanlah etika seorang penulis muslim/muslimah yang sebenar. Jangan jadikan ayat ‘saya hanya berpandangan’ sebagai lesen untuk menulis. Memberi pandangan tidak salah, tapi biarlah berlandaskan quran dan sunnah. Memberi pandangan juga tidak salah, tapi jangan marah jika pandangan kita itu salah. Kita selalu marahkan puak liberalisme jika mereka berfikir sesuatu menurut akal mereka, tapi kalau beginilah keadaannya, maka apa kurangnya kita?

Contoh mudah dalam memberi pandangan:

Saya rasa kita perlu kuatkan industri rokok ini, kerana cukai yang kita kutip darinya amat tinggi.

Saya berpendapat, wajar untuk kita terlibat dalam aktiviti (tidak perlu dinyatakan) tersebut.

Aku rasa kita bolehlah tangkap gambar laki dan perempuan, ala, sekali sekala. Walaupun aku rasa apa yang aku lakukan itu salah, namun hati aku mengatakan ia tindakan yang wajar.

Tak perlulah solat zohor jamaah kat surau, nanti siapa nak kejut room mate aku? Baik aku solat kat bilik.

Jumpa abang angkat pun salah ke? Alahai, abang angkat je. Nak rapatkan ukhuwwah.

Cuba bayangkan, suatu hari, seorang hakim berkata, saya berpendapat, pencuri ini walaupun ternyata bersalah, tapi ia tidak boleh dihukum. Kerana dia terpaksa menanggung orang tuanya yang dhaif dan anak-anaknya yang ramai. Tergamamkah kita? Bukankah pendapatnya amat logik? Disebabkan terlampau menggunakan akal, hukum yang telah Allah nyatakan dalam Al-Quran sudah tidak menjadi relevan, pada pandangan mereka. Naúzubillah min zalik.

Bukankah Nabi Muhammad S.A.W. pernah bersabda, Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, kamu tidak akan sesat jika kami berpegang teguh kepadanya, kitab allah dan sunnah rasulnya. Allah taala juga telah berfirman, Jika kamu tidak mencapai kata sepakat dalam sesuatu perkara, maka kembalilah kepada Allah dan rasulnya, jika kamu benar-benar beriman terhadap allah dan hari akhirat.

Acapkali, kita terasa diri kita hebat setelah membari pandangan. Lalu bila ada pandangan lain yang bercanggah, kita membantah, meskipun pandangan itu berpandukan Quran dan Sunnah. Lalu, tanpa mengakui kesalahan diri, kita menggunakan ayat, Saya hanya berpandangan. Itu pandangan aku. Tidak salah untuk memberi pendapat, tapi biarlah pendapat itu berasaskan quran dan sunnah, bukan berdasarkan akal semata-mata. Janganlah pula kita menimbulkan sikap kurang rasa bersalah, menyedapkan hati sendiri dengan menggunakan akal.

Dahulukan apa yang perlu dahulukan, kemudiankan apa yang perlu dikemudiankan. Kita punya akal, lalu kita memberi pandangan. Kita punya hati, lalu kita menulis mengikut hati. Kita punya agama, tapi kenapa kita tak mahu mengikut agama? Moga bermanfaat.

07 March 2010

7 Mac , Ulang Tahun Pertama

Hari ini genap setahun perhimpunan perarakan PPSMI untuk menyerahkan memorandom ke Istana Negara. Pada tahun lepas iaitu 7 Mac 2009 , aku dan adik aku turun bersama - sama rakyat untuk menunjukkan bantahan kepada kerajaan pusat supaya MEMANSUHKAN PPSMI.

Itulah kali pertama aku menyertai perhimpunan besar melalui suara jalanan.Dan aku terpanggil untuk bersama kerana yang jelas sekali ia merugikan bangsa Melayu / Bumiputra (ISLAM). Dah lah kita ketinggalan dalam ekonomi inikan pula menambahkan lagi kemunduran dalam aspek pelajaran.

Selain itu, ia jelas melanggarkan hak Bahasa Melayu sebagai bahasa rasmi negara Malaysia. Lupakah kita akan sejarah? Suatu ketika dahulu seluruh dunia menggunakan Bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar.Sehinggakan orang pedagang Arab , Cina dan sebagainya fasih berbahasa kita.

Ini dah lah kita dijajah Inggeris , nak guna bahasa dia lagi. Memang lupa sejarah betullah.

Apapon ketika itu , kita (rakyat) sedang berarak secara aman tanpa membawa sebarang senjata tetapi pasukan ..... telah menyemburkan air kimia dan melepaskan berdas - das gas pemedih mata kepada kami. Ketika itu , semua tak kira orang tua lelaki , orang tua perempuan , wanita , pemuda , dan kanak - kanak bertempiaran lari menyelamatkan, namun apakan daya kami semua gas pemedih mata telah menyelubungi ruang udara dan saat itulah ada yang muntah , loya , pening , dan macam - macam lagi.

Kalau berani berdepanlah secara JANTAN. Jangan tunjuk hebat bila mempunyai senjata. Kalau nak berdepan , berdepanlah dengan kami pemuda - pemuda. Ini KECOT , lepaskan gas pemedih mata dan sembur air asid pada orang - orang tua , wanita , dan kanak -kanak.

Mana hak kami yang telah termaktub dalam akta yang membenarkan himpunan aman? Bila minta permit tak kasi. Memanglah senang - senang KAU cakap haram.

Selepas kami gagal sampai ke Istana Negara kerana gas dan semburan dilakukan keterlaluan seperti kami musuh negara , kami berlindung di Masjid Negara. Dengan KEPANDAIAN pasukan ..... , mereka turut menyembur air asid dan melepaskan gas pemedih mata ke dalam masjid sehinggakan barangan masjid rosak seperti jam pecah akibat terkena bedilan kelongsong gas pemedih mata tersebut.

Ketika itu , kami tidak henti - henti melaungkan ALLAH HUAKBAR , MANSUHKAN PPSMI , DAULATKAN BAHASA MELAYU , REFORMASI , dan sebagainya lagi. Kalau mereka mengatakan himpunan jalanan adalah bukan budaya kita. Lupakah mereka ketika negara kita menuntut kemerdekaan , orang dulu - dulu bersuara melalui di jalan - jalan.

Akhir sekali , AKU ADALAH ANAK REFORMIS. Aku dibesarkan ketika ibu bapa aku aktif sebagai aktivis iaitu ketika zaman reformasi. Akan aku perteruskan perjuangan ini.

PERJUANGAN MASIH BELUM SELESAI..
TAKBIR!! ALLAHHUAKBAR!!!!

06 March 2010

Deraan Dan Kematian Syafiah:Apa Diperlukan Kini?

Kes kematian kanak-kanak, Syafiah Humairah Sahari, 3, mangsa penderaan kejam yang meninggal dunia, Khamis lalu, sememangnya amat mendukacitakan. Kanak-kanak berusia tiga tahun itu disahkan meninggal dunia akibat pendarahan pada otak dan mengalami kerosakan buah pinggang, akibat dihentak dan ditendang dengan kuat oleh suspek yang tidak berhati perut. Bedah siasat yang dilakukan ke atas mayat kanak-kanak itu di Hospital Kuala Kubu Bharu mendapati, kematian Syafiah Humairah akibat kecederaan serius termasuk kulit kepalanya terkoyak kerana dipijak.

Timbalan Ketua Polis Daerah Hulu Selangor, Deputi Supritendan Bakhtiar Rashid berkata, bedah siasat mendapati, mangsa mengalami penderaan berterusan dan ia boleh dilihat berdasarkan kepada kecederaan yang terdapat pada tubuhnya.

"Terdapat kesan-kesan kecederaan luaran yang baru dan lama dipercayai akibat dipukul dengan objek keras pada tubuh mangsa. Kesan lebam turut dikesan di bahagian belakang tubuh mangsa selain di leher, pipi dan bahunya," katanya ketika ditemui di bilik mayat hospital.


Allah ta'ala mengetahui yang terbaik buatnya. Moga Syafiah kini berada dalam kerehatan kekal abadi. Secara ringkas pembacaan saya dalam isu ini, ia memperlihatkan beberapa perkara :-

1) Institusi Keluarga semakin pincang

Kepentingan institusi kekeluargaan WAJIB diperkasa bermula dari peringkat pendidikan di sekolah menengah, univerisiti, kursus perkahwinan dan seterusnya. Saya masih ingat, seorang pakar motivasi rumahtangga berkata kepada saya, berdasarkan pengalamannya mengendalikan ribuan kursus rumahtangga bahagia, ternyata amat ceteknya ilmu pengendalian rumah tangga di kalangan masyarakat di Malaysia.

Kes Syafiah meunjukkan bagaimana kesan keruntuhan rumahtangga kesan itu melarat sehingga membawa kepada kematian kanak-kanak tersebut.

2) Masyarakat terlalu tidak peduli sekeliling

Masyarakat kita terlalu 'ignorance' terhadap satu sama lain. Iaitu tahap kepedulian dan busy body jenis positif amat kurang berbanding busy body jenis negatif. Saya berasa amat dukacita membaca pendedahan orang ramai yang rupanya ada melihat Syafiah dipukul dan dipijak di kawasan awam, namun dibiarkan. Lebih dukacita, apabila menolong mengangkat Syafiah untuk diletakkan di dalam teksi sahaja si pendera. (sumber ). Mungkin alasan yang akan digunakan adalah kedua saksi terbabit masih muda (teenagers) dan tidak tahu apa yang wajar dilakukan.

Justeru, selepas ini kita harap pihak kerajaan boleh lebih besar-besaran lagi aktifkan kempen elak kanak-kanak didera dengan memberikan talian percuma untuk dihubungi. Hal membiarkan kanak-kanak dipukul di khalayak itu TIDAK AKAN sama sekali berlaku jika di United Kingdom yang mana kemaslahatan kanak-kanak sangat dijaga. Hinggakan, jika ditinggalkan kanak-kanak bawah 12 tahun tanpa dewasa di rumah adalah kesalahan dan boleh didenda, demikian meninggalkan mereka di dalam kereta tanpa ditemani orang dewasa. Begitu juga sekiranya didengari tangisan kanak-kanak lebih dari biasa dari sebuah rumah, polis akan segera dihubungi oleh jiran tetangga untuk bertindak menyiasat rumah terbabit.

Saya terbayang kank-kanak tersebut dipukul seperti video deraan oleh pembantu rumah(yang boleh dilihat di sini). La hawala Wala Quwwata Illa Billah, amat simpati kepada kanak-kanak kecil yang sama sekali tidakmampu melawan atau mempertahankan dirinya. Pastinya deraan terhadap Syafiah lebih dahsyat dan teruk.

Memang benar, ada kes kematian kanak-kanak akibat didera di UK, tetapi liputannya amat dahsyat sehingga beberapa pegawai jabatan masyarakat dan kerajaan terpaksa meletak jawatan akibat dikatakan gagal mengenalpasti masalah tersebut di rumah mangsa. Masyarakat kita perlu lebih faham, ‘jaga tepi kain' yang ditegah oleh Islam dan mana yang diperlukan malah dituntut.

3) Hubungan haram berleluasa

Tindakan ibu mangsa yang dikatakan tinggal serumah dengan teman lelaki juga amat mendukacitakan. Dari perspektif Islam, wanita ini tidak akan lepas dari tanggungjawab kematian anaknya walau apa pun keputusan mahkamah dunia. Biarlah JAIS mengenakan tindakan sekiranya terbukti ada hubungan haram berlaku, sebagaimana laporan ini. (sumber )

4) Kejahilan peruntukan hak suami isteri

Berdasarkan keterangan wanita terbabit, dia digantung tanpa tali oleh si suami yang berada di dalam penjara. Jika benar, tindakan suaminya yang mengantung isterinya tanpa tali juga adalah satu tindakan yang tidak wajar sama sekali. Cuma satu lagi, adakah kita tidak mempunyai undang-undang yang cukup untuk melepaskan wanita sebegini dari ketidakwajaran suami atau wanita ini yang tidak mengetahui tindakan yang perlu dilakukan?. Saya kira, persoalan hak suami isteri dalam rumahtangga dan peruntukan undang-undang dalam pengendaliannya perlu dijadikan silibus utama dalam setiap kursus perkahwinan. (sumber )

5) Pengetahuan agama yang amat tipis

Kes ini juga menunjukkan betapa teruknya pendidikan agama dan bab halal haram di kalangan masyarakat. Sehingga boleh tinggal bersama teman lelaki tanpa aqad nikah. Padahal mempunyai teman lelaki serta saling berhubung dalam hal yang menaikkan syahwat itu sendiri dilarang di dalam Islam, keluar ber'dating' dan berdua-duaan lebih lagi diharamkan. Namun pastinya statistik pasangan tanpa nikah duduk berduaan semakin meningkat, khsusnya apabila mereka tinggal berjauhan dari ibubapa. Atau ibubapa mereka sendiri tidak pernah bernikah.

Catatan ringkas saya ini cuma ingin memohon kepada semua pihak khususnya pihak kementerian terbabit untuk proaktif melakukan pembaharuan agar kuasa yang dipegang dapat digunakan sebaiknya untuk meminimakan statistik kes sebegini. Kita semua juga berharap agar ilmu pengetahuan agama dan parenting skill dapat diprogramkan oleh pihak berkuasa untuk warga masyarakat melalui budjet-budjet besar besar. Seruan juga kepada anggota masyarakat agar lebih ‘busy body' dalam hal kemaslahatan kanak-kanak dan jiran tetangga.

Kita berdoa agar bala Allah secara besar-besaran tidak ditimpakan atas keculasan segolongan besar masyarakat dalam melaksanakan amanahnya. Lebih dari itu, kita berdoa agar kita tidak tergolong dalam golongan terbabit. Ketahui lah Rasulullah mengingatkan kepada Ali Abi Talib k.w ": Jangan marah, jangan marah, jangan marah" . Kerana kemarahan membutakan aqal sehingga mendorong seseorang untuk memukul kanak-kanak tanpa pertimbangan yang waras, akhirnya boleh membawa kepada kematian dan seterusnya penyesalan.


*Ustaz Zaharuddin aktif menulis di blog beliau di http://www.zaharuddin.net

05 March 2010

3 Mac 1924 : Sejarah Hitam Umat Islam

3 Mac 1924, tahukah anda apakah peristiwa penting yg berlaku pada tarikh keramat ini? Ianya merupakan titik hitam di dalam sejarah umat Islam yang tidak harus dilupakan oleh kaum Muslimin. Pada tarikh inilah umat Islam secara rasmi telah kehilangan perisai dan tonggak tempat mereka berlindung - Khilafah Islamiyyah. Khalifah yang terakhir, Sultan Abdul Majid telah diusir meninggalkan pusat pentadbiran Daulah Khilafah di Turki pada subuh hari tersebut hasil daripada persidangan Majlis Nasional yang diketuai oleh La’natullah Mustafa Kamal melalui konspirasi jahat kafir Barat. Konspirasi ini dapat dilihat dengan jelas daripada ungkapan Menteri Luar Inggeris, Lord Curzon berikutan runtuhnya Daulah Khilafah; “Persoalan utamanya adalah bahawa Turki telah dihancurkan dan tidak akan bangkit lagi, kerana kita telah menghancurkan kekuatan spiritual mereka, iaitu Khilafah dan Islam” .

Pada hakikatnya, keruntuhan Daulah Khilafah bukanlah sesuatu yang berlaku secara kebetulan. Pertentangan antara dua peradaban ini (Islam dan Kufur) telahpun berlaku sejak awal Rasulullah diangkat sebagai Rasul lagi. Daulah Khilafah yang dirobohkan ini merupakan kesinambungan Negara Islam yang didirikan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam di Madinah selepas berlakunya peristiwa Hijrah. Khalifah Abu Bakar As Siddiq merupakan orang pertama yang memulakan diari Negara Khilafah diikuti oleh Khalifah ‘Umar Al Khattab, Khalifah Osman bin ‘Affan dan Khalifah Ali bin Abu Talib di mana zaman pemerintahan mereka dikenali juga sebagai era Khilafah Rasyidah. Selepas itu kekhilafah diteruskan oleh Bani Umaiyyah diikuti kekhilafahan Bani Abbasiyah dan terakhir, kekhilafahan Bani Uthmaniyyah yang semuanya berlarutan lebih 1300 tahun. Benarlah sabda Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam sepertimana yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Hazim yang berkata:

“Aku telah mengikuti majlis Abu Hurairah selama lima tahun dan pernah aku mendengarnya menyampaikan hadits dari Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam yang bersabda:

“Dahulu Bani Israil dipimpin dan dipelihara urusannya oleh para nabi. Setiap kali seseorang nabi wafat, digantikan oleh nabi yang lain. Sesungguhnya tidak akan ada nabi sesudahku. (Tetapi) nanti akan ada banyak khalifah.’ Para sahabat bertanya: ‘Apakah yang engkau perintahkan kepada kami?’ Baginda menjawab: ‘Penuhilah bai’at yang pertama dan yang pertama itu sahaja. Berikanlah kepada mereka hak mereka, kerana Allah nanti akan menuntut pertanggungjawaban dari mereka tentang rakyat yang dibebankan urusannya kepada mereka”

Sepanjang tempoh tersebut Islam telah menjangkau dan meliputi 2/3 dunia (lihat rajah kawasan umat Islam pada abad ke 15) dari Timur ke Barat. Sehingga itu juga banyak kejayaan yang telah dicapai dan rahmat melimpah ke atas umat manusia sepertimana Firman Allah:

”Dan tidak kami utuskan engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi sekelian alam”
[TMQ al-Anbiya’ 21:107]


Malapetaka ketiadaan Khilafah

Kehinaan yang menimpa umat Islam secara bertali arus sehingga ke hari ini adalah merupakan kesan dari tiadanya kekuatan politik di dalam tubuh umat Islam – tiadanya sebuah kepimpinan umum umat Islam (Al-Khilafah) yang menerapkan hukum-hukum Islam di dalam Negara Islam dan menyebarkan Islam ke luar Negara melalui dakwah dan jihad. Malapetaka yang terus menerus menimpa kaum Muslimin merupakan rentetan dari tiadanya perlaksanaan ke atas perintah Allah secara menyeluruh. Dari firman Allah di atas, adalah merupakan suatu kepastian bahawa dengan terlaksananya hukum-hukum syara’ secara menyeluruh, alam ini pasti akan dipenuhi rahmat Allah.

Namun apa yang kita perhatikan hari ini adalah perintah dan larangan Allah hanya tinggal sebagai tulisan-tulisan di dalam kitab sebagai rujukan akademik dan bukannya sesuatu yang diterapkan sebagai penyelesaian bagi masalah umat manusia. Rentetan dari itu, masalah gejala sosial, murtad, seks bebas, Aids, dadah dan sebagainya kini menjadi lumrah dan keluhan di bibir umat. Hakikatnya, penyelesaian bagi semua masalah-masalah ini telahpun dijelaskan oleh Allah dan RasulNya dengan penyelesaian yang hakiki. Apa yang perlu dilakukan adalah menerapkannya secara menyeluruh.

Salah satu malapetaka yang cukup menyedihkan yang menimpa umat Islam akibat dari kelalaian umat dalam menerapkan hukum Allah secara menyeluruh adalah dari segi ekonomi. Lihat sahajalah di negeri-negeri umat Islam, hasil bumi mereka seperti petroleum, emas dan perak yang sepatutnya menjadi milik umat telah dimonopoli oleh kapitalis Barat dan juga menjadi milik peribadi penguasa mereka. Akibatnya, umat Islam hidup dengan penuh kemiskinan dan menagih simpati di bumi sendiri. Di Iraq, sebagai contoh, akibat dari ketamakan Barat, 120,000 orang terbunuh di sepanjang 2003-2005, 5 juta kehilangan nyawa akibat embargo, 5000 kanak-kanak meninggal setiap bulan dan 100,000 meninggal akibat radiasi nuklear [Perang Iraq-AS, COMES: 2003]. Dominasi ideologi kapitalis yang kufur pada hari bukan sahaja membawa pelbagai kesengsaraan kepada umat Islam, malah kepada lebih 60% umat manusia di dunia. Kemiskinan, kehinaan dan kesengsaraan termanifestasi di seluruh dunia. Di dalam dunia yang serba canggih ini, masih terdapat 1.214 billion orang miskin, 78% kanak-kanak kekurangan zat, 11 ribu kanak-kanak mati kelaparan setiap hari dan lebih dari 800 juta orang kelaparan di seluruh dunia di mana 70% di antara mereka adalah wanita dan anak-anak. [Shukor Rahman, World Food Program, New Staits of Malaysia Times, 2001]. Semua ini berlaku dalam keadaan 20% dari penduduk dunia menerima lebih dari 60% dari kekayaannya!!! [100 ways of seeing an unequal world – Bob Sutcliffe]. Di Malaysia sendiri, individu terkaya di negara ini memiliki harta melebihi RM 11 bilion sedangkan pendapatan per kapita rakyatnya hanya sekitar RM 1700; malah masih ramai lagi rakyat termiskin yang tidak dapat menampung perbelanjaan keluarga mereka. Dengan kenaikan harga petrol sebanyak 30 sen baru-baru ini, sudah pasti bebanan rakyat akan bertambah dan bagi yang sudahpun berada di dalam keadaan yang sempit, mereka ini bagaikan sudah jatuh ditimpa tangga...

Soalan yang pasti akan bermain di minda adalah kemanakah perginya segala kekayaan hasil bumi anugerah Allah yang menjadi milik umat Islam keseluruhannya? Kemanakah perginya kekayaan dari petroleum, gas, hasil balak dan lain-lain sumber asli yang begitu banyak dikurniakan Allah kepada kaum Muslimin?? Dalam dunia kapitalis hari ini, kekayaan yang sewajarnya menjadi milik umat, kini diraut oleh para kapitalis yang tidak pernah kenyang dari ketamakan mereka. Akibatnya merintihlah umat untuk mendapatkan bantuan perubatan, pendidikan dan keperluan asas kehidupannya kerana negara telah melepaskan tanggungjawab utamanya – menjaga urusan umat.

Dalam aspek pendidikan pula, cengkaman ideologi kapitalisme yang berasaskan aqidah sekular secara langsung memainkan peranan besar dalam perkembangan kurikulum di semua negeri umat Islam. Barat mengetahui bahawa dengan mengawal pemikiran umat melalui pengaruh yang mendasar ke atas kurikulum pendidikan, arah tuju umat dapat dialihkan kepada apa yang mereka inginkan. Realiti, dan bukan wahyu dijadikan sebagai sumber pemikiran. Akibatnya, realitilah yang menentukan jalan pemikiran dan bukannya berfungsi sebagai objek pemikiran. Akhirnya, akan lahirlah manusia yang pragmatik dan liberal – manusia yang langsung tidak merasa perlu untuk kembali kepada perintah Allah dalam menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Hari ini, dengan dominasi sistem pendidikan Barat, pengajian ilmu dan tsaqafah Islam menjadi sekadar proses pemindahan ilmu untuk ’dipelajari’ bukan untuk diterapkan dan diamalkan. Akhirnya agama diambil hanya dalam konteks hubungan makhluk dengan Tuhannya sahaja (’ibadah khusus), tidak lebih dari itu. Akibatnya lahirlah masyarakat sekular yang memegang aqidah Islam namun tidak mengambil Islam sebagai penyelesai bagi masalah-masalah kehidupan mereka. Mereka hidup semata-mata ingin meraih dunia tanpa komitmen yang kuat terhadap Islam. Mereka merasa cukup selesa meletakkan Islam hanya sebagai isu peribadi tanpa kesedaran bahawa mereka sebenarnya bertanggungjawab menerapkannya.

Malapetaka yang menimpa kaum Muslimin akibat dari tiadanya Islam dalam kehidupan juga dapat dilihat dalam aspek politik. Satu persatu negeri umat Islam dijajah secara ketenteraan; Iraq, Palestin dan Afghanistan merupakan contoh yang amat jelas. Manakala di negeri kafir umat Islam turut dibunuh dan dihina seperti di Thailand, Filiphina, Rusia serta Perancis. Di negeri-negeri lain, penguasa umat Islam tidak dapat memboloskan diri dari cengkaman negara ’super power’ AS seolah-olah akan berlaku bencana yang amat besar sekiranya telunjuknya tidak dipatuhi. Dalam keadaan ini, kaum kafir begitu bermaharajalela sehinggakan penghinaan ke atas Rasulullah melalui karikaturnya terus dipandang sepi oleh penguasa-penguasa umat Islam. Mereka (penguasa muslim) ini nampaknya sehingga hari ini tidak pernah mengambil pendirian yang tegas dalam menyelesaikan masalah tersebut. Dengan nada penuh kehinaan mereka hanya mampu menyeru kepada penyelesaian melalui dialog dan kompromi dengan kuffar, suatu yang mereka, kaum kafir, sambut dengan tangan terbuka. Dan pada waktu yang sama penguasa-penguasa ini menekan kebangkitan umat yang mahukan penyelesaian yang lebih tegas. Di manakah pendirian kita sebagai umat yang mulia?

Gambaran pemikiran umat Islam hari ini

Terdapat berbagai kelompok yang menyedari kegawatan permasalahan umat Islam kini. Namun usaha mereka masih belum dapat menyelesaikan masalah utama umat Islam malah menimbulkan banyak lagi masalah lain. Ini berlaku akibat dari kekeliruan mereka dalam menangani masalah tersebut. Kelompok yang ikhlas ini terlalu menumpukan tenaga mereka dalam menyelesaikan masalah cabang, namun, terlepas pandang masalah yang lebih mendasar. Contohnya, penyelesaian masalah murtad yang hangat suatu ketika dahulu. Dalam mempertahankan kedudukan mahkamah syariah mereka juga bertekad untuk mengekalkan perkara 121 Perlembagaan Persekutuan yang kononnya melindungi umat Islam padahal permasalahan yang lebih mendasar adalah kedudukan perlembagaan itu sendiri. Perlembagaan ini, pada hakikatnya tidak didasarkan kepada aqidah Islam dan merupakan ciptaan manusia sedangkan hak untuk membuat hukum itu hanya terletak di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh itu, isu yang menjadi dasar permasalahan yang sepatutnya diperhatikan adalah mengembalikan hukum Allah dalam aspek perundangan dan kenegaraan secara menyeluruh, bukannya berpuas hati dengan penyelesaian secara separuh-separuh.

Selain itu, natijah daripada diterapkannya sistem pendidikan sekular telah menimbulkan berbagai pemikiran yang rosak di dalam umat. Akibat dari acuan kekufuran yang telah ditanam di dalam pemikiran umat oleh sistem ini, mereka memandang nasionalisme, patriotisme dan demokrasi kapitalisme sebagai pemikiran yang benar dan mendarah daging di dalam tubuh mereka sehingga tidak kelihatan lagi pemikiran lain di dalamnya, apatah lagi pemikiran Islam. Malah ada yang menganggap bahawa kembali kepada Islam itu hanya memberi makna kembali ke zaman silam yang mundur. Tidak kurang juga yang melihat Islam sebagai pemikiran yang tidak lengkap dan uzur sehingga ia perlu diselaraskan, atau diubah, sekiranya perlu, agar selaras dengan perkembangan geo-politik dan sosio-ekonomi dunia. Inilah realiti pemikiran kaum Muslimin hari ini akibat dari penerapan ideologi kufur di tengah-tengah umat.

Kewajiban mendirikan Khilafah

Pada saat ini umat Islam adalah bagaikan anak ayam yang kehilangan ibunya; kehinaan menimpa mereka di mana-mana. Mereka berusaha mencari kemuliaan dengan berbagai-bagai cara namun masih belum lagi menemuinya. Hakikatnya, inilah permasalahan ’hidup dan mati’ yang dihadapi oleh umat hari ini. Satu-satunya penyelesaian yang tuntas adalah dengan menegakkan semula Khilafah. Benar, menegakkan Khilafah bukanlah semudah mengatakannnya. Untuk meraih kejayaan ini, umat haruslah bersungguh-sungguh berusaha untuk mencapainya melalui pengkajian, pembinaan dan perjuangan yang tidak kenal lelah. Usaha keras untuk mengembalikan Islam sebagai ideologi yang mendominasi dunia ini bukan sahaja merupakan satu-satunya jalan yang harus ditempuh oleh kaum Muslimin, malah, ia merupakan kewajiban setiap muslim untuk melakukannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

“Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul dan pemimpin daripada kamu...”

[TMQ an-Nisa’ 4:59]


Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda yang bermaksud;

”Siapa saja yang mati tanpa tanpa ada baiat (kepada imam/khalifah) di pundaknya, maka matinya adalah mati jahiliah” [HR Muslim].

Kedua-dua nas di atas menyatakan kewajiban setiap individu muslim untuk melantik (bai’at) pemimpin (Khalifah) yang akan menjaga urusan mereka. Namun kewajiban bai’at tersebut tidak akan terlaksana jika tidak ada orang yang hendak dibai’at. Oleh itu usaha untuk melantik atau mendirikan Khilafah itu sendiri menjadi pokok persoalan utama bagi memastikan tertegaknya Islam.

Realiti musibah demi musibah yang menimpa umat pada hari ini juga menunjukkan bahawa tidak ada cara lain yang lebih utama untuk mengembalikan kemuliaan umat yang terbaik ini selain dengan mendirikan semula Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah.

Sesungguhnya janji Allah dan Rasul dalam perkara ini adalah jelas sebagaimana yang dinyatakan di dalam hadis di bawah;

”Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Masa kenabian itu ada di tengah-tengah kalian, adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya masa kerajaan yang menggigit (Mulkan ’Adhan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Setelah itu, masa kerajaan yang menyombong (Mulkan Jabariyyan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah). Kemudian beliau (Nabi) diam.”
[HR Ahmad dan Baihaqi dari Nuâman bin Basyir dari Hudzaifah]

Jalan untuk mendirikan semula Khilafah

Khilafah adalah bentuk sistem pemerintahan Islam seperti yang diamal dan dijalankan oleh Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa Sallam. Mendirikan Khilafah bukanlah usaha yang berbentuk individu, namun, ia merupakan usaha yang berbentuk jamaah. Bagi memastikan bahawa jamaah ini bergerak di atas jalan yang benar, ia haruslah memiliki fikrah (pemikiran) dan tariqah (jalan/kaedah) yang jelas dan benar. Dan kebenaran hanya dapat diperoleh dari nas yang kuat. Dengan kejelasan dan kebenaran fikrah dan tariqah ini, jamaah tersebut akan dapat bergerak memimpin umat menegakkan semula Khilafah. Pada masa yang sama, setiap individu muslim haruslah berusaha bersungguh-sungguh, bersama dengan jamaah ini ke arah mengembalikan kehidupan Islam. Ini sesuai dengan kaedah syara’ yang berbunyi;

”Tidak sempurna sesuatu kewajiban melainkan dengannya maka ia menjadi wajib”

Menerapkan Islam secara menyeluruh merupakan suatu kewajiban. Ini tidak akan dapat dijalankan sepenuhnya tanpa kekuasaan dan Khilafah Islam merupakan satu-satunya bentuk kekuasaan yang sah di sisi syara’. Kini Khilafah tidak wujud. Mewujudkan Khilafah menjadi suatu kewajiban dan tanpa jamaah, kewajiban ini tidak akan dapat dijalankan. Dan selagi jamaah ini masih belum berjaya menegakkan Khilafah, maka di atas setiap pundak kaum Muslimin ada kewajiban untuk bersama-sama jamaah ini menegakkan Islam.

Jamaah ini haruslah berjuang dan beraktiviti sebagai sebuah parti politik, kerana aktiviti mendirikan negara, menguruskan negara dan menjaga urusan umat Islam adalah merupakan aktiviti politik. Syariat Islam tidak pula menetapkan bilangan jamaah yang harus ada bagi menjalankan aktiviti ini. Yang ditetapkan Islam adalah kewajiban mewujudkan jamaah untuk menyeru kepada Islam dan melakukan aktiviti amar ma’ruf dan nahi mungkar. Allah berfirman di dalam surah Al Imran ayat 104.

“Dan hendaklah ada daripada kamu satu umat (jamaah); mereka menyeru kepada kebaikan mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah perkara munkar dan mereka adalah orang-orang yang berjaya”

Wahai kaum muslimin,

Semenjak kejatuhan Daulah Khilafah pada 3hb Mac 1924, umat terus ditimpa musibah yang tidak putus-putus. Umat, meskipun berada dalam keadaan yang tertekan, terus berpecah-belah dan saling bertelagah. Namun keadaannya berbeza dengan kaum kuffar. Mereka bersatu mempertahankan Denmark ketika negara tersebut diancam dengan pemulauan. Kata-kata Presiden EU baru-baru ini mempertahankan pendirian Denmark untuk tidak meminta maaf kepada kaum Muslimin menghidupkan semula memori Perang Salib. Apakah peristiwa penghinaan ke atas Rasul, kezaliman Yahudi dan pencerobohan mereka ke atas Qiblah-al-awwal, penghinaan ke atas Al-Quran, penyiksaan ke atas tahanan Islam di Teluk Guantanamo dan Penjara Abu Ghareeb serta banyak lagi penyeksaan ke atas kaum Muslimin masih belum cukup bagi kita untuk menyadari bahawa tiada penyelesaian lain bagi kaum Muslimin kecuali dengan menegakkan Negara Islam Khilafah? Semoga Allah menanamkan kesedaran ini kepada kaum Muslimin dan mempercepatkan berdirinya Daulah Khilafah. Marilah kita sama-sama berdoa agar 3hb Mac tahun ini merupakan hari peringatan terakhir bagi kaum Muslimin sebelum kemenangan gilang-gemilang dikurniakan Allah kepada umat yang mulia ini!. Amin.

02 March 2010

Perarakan Maulidur Rasul: Wajar Diterus Atau Diubah?

Baru-baru ini timbul sedikit pertikaian apabila disebut kerajaan negeri Pulau Pinang ingin membatalkan perarakan sambutan Maulidur Rasul yang dianjurkan oleh kerajaan negeri. Ia dijadikan isu politik oleh ahli politik. Walaupun telah dijelaskan bahawa hal itu tidak benar, saya suka untuk mengulas amalan tersebut dari perspektif bukan politik kepartian, tetapi melalui perspektif yang sedikit berbeza. Adakah jika benarlah dibatalkan perarakan itu, adakah ia merupakan satu isu besar dari sudut agama serta tanda tidak menghormati baginda Rasul dan Islam?

Seumur hidup saya, saya belum dan tidak pernah menyertai kumpulan perarakan sempena menyambut Maulidur Rasul. Saya tidak berhasrat untuk membicarakan persoalan perbezaan dan perdebatan hukum tentang perarakan seperti itu. Saya kira hal ini setiap tahun akan menjadi polemik dan kerap dijadikan bahan perdebatan yang akhirnya menjadi medan memperlekeh antara satu sama lain atau lebih buruk, menyemai titik kebencian di antara satu sama lain. Saya ada pandangan dan pendirian dalam hal sama ada bid'ah atau tidak sebuah perarakan Maulidur Rasul, Namun cukuplah memadai tulisan-tulisan dari mereka yang telah mengulas panjang lebar.Tulisan ini hanya saya sasarkan untuk kita sama-sama fikir dan fahami tentang keutamaan atau yang ‘sepatutnya' sahaja.

Sebagaimana kita tahu dan faham, sambutan Maulidur Rasul sepatutnya bertujuan untuk memperingati kelahiran baginda Nabi Muhammad s.a.w atau yang lebih penting adalah perlantikan baginda menjadi Rasulullah. Setakat mengenang tarikh kelahiran semata-mata tanpa mengenengahkan inti risalah, mesej dan perjuangan yang dibawa oleh baginda Nabi adalah suatu kesilapan dalam pendekatan dan memahami keutamaan.

Justeru itu, bagi mereka yang TEGAS berpegang kepada KEHARUSAN menyambut Maulidur Rasul, atas alasan-alasan yang mereka yakini, aktiviti yang paling wajar ketika itu tentunya adalah semua jenis majlis yang mengenengahkan inti perjuangan Nabi seperti mengajak kepada tauhid Allah dan menjauhi syirik, meyakini akhirat dan hidup di atas dunia bersesuaian dengan keyakinan tersebut, mematuhi hukum-hakam dalam bidang hubungan manusia dengan manusia sama ada dari sudut akhlak, nikah kahwin, muamalat kewangan dan hukuman jenayah.

Ruang inilah yang perlu dimaksimumkan ketika menyambut Maulidur Rasul. Itulah tanda kita sedang benar-benar memperingati baginda. Itulah sebuah penghargaan dan syiar yang benar-benar tepat mengenai sasaran sebuah sambutan terhadap baginda Nabi. Kerana itu juga merupakan inti dan kandungan perjuangan Rasulullah yang mulia selama 23 tahun kehidupannya sebagai seorang Rasul dan Nabi terakhir bagi seluruh bangsa manusia.

Jika demikian, bagaimana cara untuk mengengahkan semua itu kepada masyarakat? Sambutan maulidur Rasul sangat mesti mensasarkan objektif mengajar mereka yang belum tahu, mengingat mereka yang lupa, mengukuh pegangan mereka yang telah dan masih ingat serta membetul mereka yang tersasar dari kehidupan yang ditunjuk oleh Rasul mereka.

Kita ingin menyambut Maulidur Rasul dengan mengembalikan ingatan masyarakat kepada tatacara kehidupan yang layak untuk mendapat belas Allah dan syafaat Nabi di akhirat.

Persoalannya, adakah sebuah perarakan dengan pakaian seragam, mengangkat sepanduk puji-pujian, sambil berselawat mampu membawa kita ke arah objektif itu? Jika itulah upacara utamanya, saya kira ia benar-benar sebuah antiklimaks serta TIDAK memberi banyak manfaat dari sudut akhiratnya, di tambah pula lagi di ketika wujudnya pertikaian pada sambutan Maulidur Rasul itu sendiri. Jika begitu, apa yang patut dibuat?

Bagi saya, banyak perkara yang lebih utama, wajar dan tepat untuk dilakukan. seperti program kuliah dan ceramah sama ada di peringkat masjid, surau, sekolah, universiti sememangnya sudah tentu menjadi pilihan utama. Kerana itulah satu cara yang terulung dan paling klasik dalam menyampaikan sebuah mesej untuk mengingat, menegur, meneguh dan membetul.

Memang benar, sebahagian besar perkara di atas memang sudah menjadi amalan, namun apa yang perlu diubah adalah cara dan kaedah itu masih tidak diketengahkan dan dijadikan sebuah klimaks sambutan Maulidur Rasul. Sebaliknya ia hanyalah inisiatif kecil-kecilan pihak-pihak tersebut sahaja, sedang ruang dan peluang yang dipunyai oleh pihak pemerintah sama ada negara atau negeri menunjukkan mereka punyai ruang kuasa yang jauh lebih besar.

Justeru, gunakanlah kuasa itu untuk membesar skala program yang lebih patut diatas, jangan dibazir dengan sebuah perarakan tanpa mesej yang jelas.

Biasanya coverage program-program ceramah terlalu kecil, berbadning sebuah perarakan yang diwajibkan setiap jabatan kerajaan menghantar wakil.

Adalah lebih tepat jika pihak kerajaan pusat menggunakan ruang Televisyen untuk memasuki rumah jutaan rakyat bagi menyampaikan mesej perjuangan Rasulullah, syarikat gergasi GLC dan swasta wajar boleh menyumbangkan sedikit dari keuntungan mereka untuk menaja program-program kesedaran di ruang TV. Itu yang sepatutnya berbanding memberi tajaan kepada peraduan yang entah apa-apa dan konsert penuh maksiat.

KEPELBAGAIAN DAN KREATIVITI

Jika ingin menarik minat pelbagai latarbelakang, muda dan tua, berpendidikan tinggi dan rendah. Saya kira kreativiti diperlukan untuk mempelbagaikan majlis penyampaian mesej dan risalah Rasulullah itu. Konsert Islam seperti Konsert Maulidur Rasul berserta selingan nasihat dan ceramah ringkas mungkin munasabah walau ditentang oleh beberapa pihak yang menolak nasyid secara total. Majlis sebegitu jauh lebih baik berbanding perarakan beserta selawat tanpa sebarang ingatan dan nasihat.

Atau boleh juga kita menunjuk syiar Islam dan kecintaan kepada Rasul, melalui perhimpunan mega seluruh kakitangan kerajaan negeri dan jabatannya di sebuah stadium, tidak perlu berarak, apa yang perlu adalah duduk mendengar dan menghayati mesej-mesej dari sang penceramah berwibawa atau melalui forum, atau boleh beserta selingan nasyid. Majlis penaugerahan tokoh boleh diteruskan. Majlis peringkat kebangsaan boleh disiar secara langsung di televisyen, bagi menambah jangkauan liputan kepada mereka yang lebih suka berada di rumah.

Hari tersebut juga perlu disambut dengan usaha menutup pusat-pusat hiburan dan rancangan hiburan di media yang jelas bertentangan dengan mesej dari kebangkitan Rasulullah.

Itulah tugas seorang pemimpin disemua peringkat, rumahtangga, masyarakat, negeri dan negara. Lagi besar kuasanya, lebih besar tanggungannya di sisi Allah.

Nabi s.a.w bersadba :

ما من أمير يلي أمور المسلمين ثم لا يجهد لهم وينصح لهم إلا لم يدخل معهم الجنة

Ertinya : Tiada seorang ketua yang memimpin orang bawahannya dari kalangan Muslimin kemudian dia tidak berusaha bersungguh dalam untuk kebajikan mereka dan tidak memberi nasihat (kepada Islam), kecuali pemimpin ini tidak memasuki syurga ( Riwayat Muslim)

Atau dalam riwayat lain disebut hukumannya sebagai

فلم يحطها بنصحه لم يجد رائحة الجنة

Ertinya : dan apabila mereka tidak menasihatkan rakyatnya dengan nasihat kebaikan, nescaya diharamkan baginya bauan syurga (amat jauh dari syurga sehingga bauannya pun tidak diperoelhi apatah lagi syurga itu sendiri)

KESIMPULAN

Kesimpulannya, menurut pandangan saya, sambutan Maulidur Rasul melalui perarakan walau ia telah dilaksana turun temurun di Malaysia, ia tidaklah mampu menunaikan hak baginda Rasullullah dan Islam itu sendiri. Ia jelas, tersasar dari objektif utama perjuangan Rasulullah, apa yang sepatutnya lebih ditumpukan dan disalurkan peruntukan besar adalah program meningkat kesedaran terhadap inti perjuangan dan mesej Islam.

Justeru, jikalau ada mana-mana negeri yang membatalkannya sekalipun lalu diganti dengan sebuah acara yang lebih menepati maksud sambutan Maulidur Rasul seperti himpunan ceramah dan sebagainya, ia adalah lebih baik.

Semoga kita semua mampu lebih beringat dan faham mesej perjuangan baginda Rasulullah bersempena sambutan hari lahir baginda.



Sekian

sumber : www.zaharuddin.net