31 January 2010

Mencarut.. Mencarut.. Mencarut..

Salam,

Entri ini ditulis berdasarkan keadaan semasa. Kita sebagai manusia biasa pun pernah mencarut. Tetapi sekurang-kurangnya, kita tidaklah jadikannya sebagai bahan rutin yang dikeluarkan dari mulut anugerah ALLAH.

Mulut ini dicipta oleh Allah adalah untuk mengatakan perkataan baik seperti membaca quran berzikir, berkata benar dan sebagainya. Mencarut bukan benda yang main-main, ALLAH sangat membenci orang yang suka mencarut. Malah Rasululullah sendiri pernah bersabda dalam hadith di dalam sahih Muslim :

Diriwayatkan daripada Abdullah Ibnu Mas'ud r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Bukan dari golongan kami orang yang menampar pipinya, mengoyak-ngoyak saku bajunya atau berdoa dengan doa orang-orang jahiliah.

Berdoa dengan doa orang-orang jahiliyah yang dimaksudkan di dalam hadith tersebut ialah mencarut. Bayangkanlah kebencian Rasulullah terhadap orang-orang yang mencarut sehinggakan baginda tidak mengaku umatnya. Mampukah kita selamat diakhirat kelak tanpa mendapat label sebagai seorang umat Rasulullah.

Cukupkah amalan kita untuk masuk ke syurga jika Rasulullah tak mengaku kita sebagai umat? Syafaat (privillege) umat Rasulullah amat besar di akhirat kelak, maka rugilah kita sebagai umat Rasulullah secara automatik, tidak diakui oleh Rasulullah sebagai umatnya.

Mencarut boleh jadi dalam berbagai bentuk, boleh jadi dalam bentuk percakapan bahkan untuk zaman yang serba canggih, internet dan komputer ini, penulisan di blog ataupon di laman-laman web sosial seperti Facebook dan sebagainya menjadi media untuk mereka meluahkan perasaan mereka. Semakin lama semakin mudah untuk kita mencarut. Sehinggakan seorang yang bisu, buta pon boleh mencarut.

Ingatlah sahabat, perbuatan yang keji dan terkutuk ini tak sepatutnya ada pada kita sebagai umat Islam dan umat Rasulullah. Hidup kita takkan menjadi berkat jika kita dibenci. Bukan hanya dibenci orang, malah ALLAH dan RasulNya pon membencinya. Mana lagi ruang kita nak cari untuk mencari keberkatan?

Dari keberkatanlah kita akan dapat kebahagiaan dunia dan diakhirat, kebahagiaan rumahtangga. Masakan keluraga kita menyukai kita mencarut? selesa dengan cara hidup kita dengan mencarut? Kebahagiaan melalui perkataan carutan? Ada ke? Fikirkanlah wahai sahabatku.

Memang sedap dan puas hati bila kita mencarut. Aku sendiri pun tak menafikannya. Malah aku pun pernah merasainya. Tapi kebaikannya hanya terbatas setakat itu sahaja. Malah keburukannya berganda-ganda banyaknya.

Tak perlu disebutkan lagi keburukan, anda sendiri dapat fikir. Masing-masing berpelajaran tinggi. Tambahan pula, banyak keburukan telah disebutkan samada secara langsung atau tidak di awal artikel ini.

Syaitan tak pernah putus asa dalam menggoda kita untuk melakukan perkara yang dilarang. Ingatlah, syaitan lebih senang dan suka hidup bersama mereka yang mengikuti godaan mereka.

Dibenci Allah, Rasul dan masyarakat tetapi disukai syaitan? Adakah itu pilihan kita? Jika itulah pilihan kita, terpulanglah.

Jadi, sahabat-sahabat yang membaca artikel ini, marilah kita berubah ke arah kehidupan yang lebih baik. Niat artikel ini ditulis ikhlas untuk menarik diri ini dan sahabat-sahabat sekalian supaya kembali ke jalan yang diredhai Allah.

Kita nak hidup cool, macho, chill, urban, sempoi, chic or watever term boleh, tapi ada batasannya. Aku sendiri pun suke kehidupan sempoi-sempoi. Bak kata Mawi, dunia, dunia jugak akhirat jangan lupe. Mintalah berubah jangan jadikanya sebagai rutin.

InsyaALLAH..

No comments:

Post a Comment